TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wikileaks kembali
membocorkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait dengan
Indonesia. Kali ini dalam dokumen terbarunya, Wikileaks memaparkan
mengenai hubungan antara polisi dengan ormas Front Pembela Islam (FPI).
Selain mengungkapkan mengenai FPI yang dijadikan ‘attack dog’ Polri,
telegram rahasia itu juga mengungkapkan bahwa mantan Kapolri yang kini
menjadi Kepala BIN, Jenderal (Purn) Sutanto, adalah tokoh yang telah
mendanai FPI.
Pendanaan dari Sutanto itu diberikan sebelum serangan yang dilakukan
FPI ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Februari 2006 silam.
Namun kemudian Sutanto menghentikan aliran dananya setelah serangan
terjadi.
"Yahya Asagaf, seorang pejabat senior BIN mengatakan, Sutanto yang
saat itu menjadi Kapolri menganggap FPI bermanfaat sebagai ‘attack
dog’,” ungkap telegram rahasia yang dipublikasikan oleh Wikileaks itu.
Saat pejabat kedutaan AS menanyakan manfaat FPI memainkan peran
‘attack dog’ itu, karena sebenarnya polisi sudah cukup menakutkan bagi
masyarakat, Yahya menjelaskan bahwa FPI digunakan sebagai ‘alat’ oleh
polisi, agar petugas keamanan itu tidak menerima kritik terkait
pelanggaran Hak Asasi Manusia. Disebutkan juga bahwa mendanai FPI adalah
sudah tradisi di lingkungan Polri dan BIN.
Kawat diplomatik yang dipublikasikan Wikileaks juga mengatakan bahwa
FPI mendapatkan sebagian besar dananya dari petugas keamanan, tetapi
mereka harus menghadapi pemotongan dana setelah serangan dilakukan.
SOURCE :http://www.tribunnews.com/nasional/2011/09/03/bocoran-wikileaks-mendanai-fpi-adalah-tradisi-polri-dan-bin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar