Jika kata-kata Gus Dur tersebut diolah lagi, maka menurut versi saya, akan menjadi Ramadhan Damai: Yang Tak Puasa Menghormati Yang Puasa - Yang Puasa Menghormati Yang Tak Puasa
Siapa
sangka, Umat Islam yang sementara menjalankan ibadah puasa-berpuasa
sejaka 9/10 Juli 2013 yang lalu, baru melewati seminggu, dengan damai,
nikmat, ramah dikejutkan dengan amarah di bulan Ramadahan. Penyembabnya, bukan karena unsur di luar Islam-Muslim, melainkan orang-orang yang menyebut diri sebagai Front Pembela Islam; front yang berjuang - bekerja keras demi terciptanya kebaikan, ketenteraman, kesejahteraan umat.
Kemarin dan hari-hari sebelum kemarin, dengan perencaan yang cukup detail, FPI (dari berbagai tempat di Jateng) melakukan konvoi menuju
Sukorejo Kendal (menurut FPI di situs voa-islam, mereka mau melakukan
razia miras dan maksiat), serta dihadang oleh preman dan penguasa tempat
maksiat.
Sukorejo Kendal [ada info menarik di wikipedia], yang kukenal sejak tahun 1979/1980 keika tinggal Semarang, memang merupakan pusat kegiatan ekonomi di Kendal. Praktis daerah/Kecamatan tersebut memang lebih ramai dan maju dari wilayah sekitar. Juga, Kendal terkesan Agamis dan
nyaris tak bertemu dengan preman, maksiat, dan sejenisnya. Itu, memang
30an tahun yang lalu; apakah sekarang sudah berubah secara radikal,
drastis, dan berbeda dengan ingatanku dari masa lalu!? Entah, …;
sehingga mungkin saja FPI telah melihat perubahan yang menurut mereka
sudah patut di razia.
Apa pun itu yang terjadi di Sukoreja Kendal, perubahan ke arah kemajuan atau berubah jadi mundur atau kemunduran, bukan alasan oleh mereka dari luar untuk
melakukan paksaaan kehendak di Sukorejo Kendal, kemudian razia,
merusak, atau pun melakukan tindak kekerasan dan anarkis lainnya.
Agaknya, kedatangan orang-orang luar
(menurut media, mereka datang dari Temanggung, Semarang, Kudus Pati,
Magelang, dan lain sebagainya) yang dengan arogan, unjuk kekuatan,
konvoi, untuk menekan serta merusak kententraman
Sukorejo Kendal (apalagi pas di Bulam Ramadhan), itulah yang menimbulkan
aksi perlawan terhadap mereka (apalagi ditambah dengan tertabraknya
warga Kendal, akibat ugal-ugalan mobil konvoi FPI).
Aksi-aksi
FPI Cs itulah yang kemudian menjadikan Sokorejo Kendal, yang selama ini
tanpa berita di media, menjadi tersuar kemana-mana. Selanjutnya, warga
Sukoreja Kendal akan tercatat dalam sejarah sebagai mereka yang berani melawan FPI.
Mengapa
FPI Cs lakukan hal tersebut …. !? Mungkin saja, FPI dan juga organisasi
radikal yang sejenis, telah memperlihatkan wajah kekerasan atas nama
agama, serta melupakan lambang-lambang pedamaian pada agama,
[Radikal
bisa bermakna amat keras menuntut perubahan; perubahan kearah masa
depan dan (kembali) ke masa lalu; radikalis, mereka yang berpikir -
bertindak - berwawasan radikal. Lambang - citra - simbol - image adalah sesuatu yang menyatakan maksud atau makna tertentu; sekaligus penggambaran isi atau kandungan ada di dalamnya. Damai bisa bermakna tak ada atau tanpa permusuhan, sikon aman, tanpa takut dan ketakutan; perdamaian bisa juga bermakna adanya hubungan yang damai - aman tenteram dengan siapa pun].
Tak sedikit sepak terjang FPI yang memperlihatkan wajah menakutkan,
serta merugikan banyak orang, serta membawa ketidaknyamanan hubungan
antar umat beragama di negeri ini, namun mereka dibiarkan ada oleh
negara. Agaknya, umat beragama, khususnya (setiap) Umat Islam (yang
menolak sepak terjang FPI) dan pemerintah, perlu kerja (lebih) keras
untuk mengkapanyekan - tampilkan wajah Islam yang penuh teduh dan
keteduhan, damai dan perdamaaian; ramah dan keramahan; serta, damai
sejahtera, bersahabat, toleran, dan seterusnya.
source : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/07/19/fpi-telah-jadikan-keramahan-ramadhan-menjadi-amarah-di-bulan-ramadhan--578132.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar