Tapi ternyata Pak Dahlan memilih berada di Sampang Madura memantau ujicoba penggunaan biomembran untuk meningkatkan produksi garam.
Dahlan sedang berusaha menegakkan akal sehat. Sudah lama akal sehat kita dibiarkan mati soal produksi garam nasional ini. Negara dengan garis pantai 3 besar dunia ini ternyata masih harus impor garam. Yang lebih tidak masuk akal, ternyata kita harus impor garam dari singapura!
Nyaris tidak ada terobosan yang dilakukan selama ini untuk memutus candu impor garam. Terobosan itu kini digelar di Madura berupa penggunaan biomembran (ada jugayag menyebut geomembran) oleh BUMN PT.Garam. Sebuah revolusi pemanfaatan teknologi agar produksi garam tidak terus-terusan dilakukan secara tradisonal. PT. Garam memulai, dan ketika berhasil diharapkan petani-petani garam berani mengikutinya. Soal modal akan dicarikan solusinya.
Dahlan Iskan Janji Carikan Dana untuk Petani Garam Sampang
Sampang (beritajatim.com) - Untuk memantau produksi garam di Kabupaten Sampang, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan melakukan dialog langsung dengan ratusan petani yang berlokasi di pegaraman III PT Garam (Persero) di Kecamatan Pangarengan.
Dalam kesempatan tersebut, Dahlan Iskan mengajak para petani garam agar menggunakan tektologi biomembran yang merupakan metode untuk mempercepat hasil produksi garam. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Saya kesini untuk mencari tahu, apakah masyarakat disini percaya bahwa pakai biomembran itu lebih baik. Kalau memang petani garam sudah percaya, ayo rame-rame pakek biomembran," Ujar Dahlan Iskan, Minggu (21/7/2013).
Bahkan dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN berencana akan memberikan pinjaman modal, terhadap petani garam untuk penerapan biomembran. Hal itu mengingat petani sendiri saat ini masih menerapkan cara tradisional yang berdampak terhadap lamanya masa panen.
"Nanti saya carikan uangnya, tidak usah pakai bunga tapi harus mengembalikan uang itu," imbuhnya.
Sementara itu Direktur Produksi PT Garam (Persero) Zainal Alif menerangkan, ada keuntungan sangat siknifikan yang akan dirasakan oleh petani garam sendiri jika menerapkan teknologi biomembran. Selain dapat menekan biaya produksi, juga akan mampu meningkatkan hasil garam hingga 40 persen, jika dibanding dengan pengolahan biasa.
"Dengan adanya penggunaan biomembran minimal 40 persen kenaikan produksinya. Selain itu juga bisa mengefisiensi biaya pengolahan tanah. Jadi kalau pakai biomembran 20 hari sudah produksi," terang Zainal Alif.
Teknologi Biomembran sendiri ialah ladang garam yang dilapisi bahan plastik untuk menampung air laut agar garam yang dihasilkan tidak bercampur dengan tanah atau lumpur. Sehingga kualitas garam yang dihasilkan akan berkualitas tinggi dan produksi garam lebih cepat dari pada mengunakan cara tradisional. [sar/but]
http://www.beritajatim.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar