Selasa, 16 Juli 2013

Tentara Gurkha, Setia Sampai Mati

Gurkha si pejuang dari Nepal, direkrut menjadi bagian pasukan khusus Inggris, dan kini menjelma sebagai kebanggaan dari Sang Ratu.

ghurka,perang dunia iiTentara Ghurka menembus lereng tajam di Tunisia pada Perang Dunia II, 16 Maret 1943. (Imperial War Museum, Wikimedia Commons)
Gurkha, nama ini mungkin masih asing untuk angkatan muda Indonesia. Namun sejatinya, tentara Gurkha, Royal Gurkha Rifles (RGR), yang merupakan pasukan khusus andalan Inggris, pernah berhadapan dengan tentara Indonesia dalam perang kemerdekaan macam Palagan Ambarawa dan 10 November Surabaya.
Gurkha merupakan tentara tangguh yang berasal dari Pegunungan Himalaya, Nepal. Awalnya, Gurkha bertempur sengit melawan tentara Inggris yang tengah berusaha melebarkan kekuasaannya ke Nepal pada 1814.
Kegigihan pasukan ini melawan keberadaan penguasa di tanah lahirnya, membuat Inggris kagum. Perlawanan yang diberikan penduduk asli Nepal itu sangat hebat dan jauh berbeda dengan penduduk dari negara-negara yang pernah dijajah Inggris.
Sebegitu kagumnya, Inggris kemudian memboyong ratusan orang Gurkha untuk dijadikan tentara dan pengawal. Ternyata, pasukan ini amatlah patuh dan loyal. Bahkan, sampai lepas jiwa dari raga.
Contoh kesetiaan ini ditunjukkan saat Inggris menghadapi great mutiny. Alkisah, Jenderal Lyte dari Royal Artillery yang bermarkas di Delhi sedang berbincang dengan Ensign Wheatley dan Foster di markas Sirmoor Battalion. Karena itu markas Gurkha, tentu seorang Gurkha ditugaskan menjaga panji-panji Sirmoor Batalion.
Saat membicarakan strategi perang, tiba-tiba terdengar suara tembakan. Sebutir peluru langsung mengenai kepala sang Gurkha yang terbelah dua. Jenderal Lyte dan kedua anak buahnya tentu mau muntah menyaksikan pemandangan horor di depannya.
Namun, Kopral satuan jaga Gurkha yang melongok ke ruang Sang Jenderal, dengan tenang memerintahkan seorang prajurit Gurkha lain untuk menggantikan rekannya yang tewas di tempat yang sama. Tak lama kemudian, datang tembakan berikutnya, kali ini menewaskan sang Gurkha pengganti. Selanjutnya, jasad Ensign Wheatly dievakuasi, setelah Gurkha penjaga ketiga menggantikan rekannya yang gugur, kembali berdiri di tempat yang sama.
Lebih dari 200 ribu Gurkha telah bertempur untuk Inggris. 43 ribu di antaranya gugur dalam Perang Dunia dan 13 orang pernah menerima bintang Victoria Cross. Tidak salah jika Gurkha adalah kebanggaan Ratu Inggris.
(Zika Zakiya. Sumber: Majalah Angkasa edisi koleksi Gurkha, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar