Pada
suatu hari, Rasululullah SAW duduk dikelilingi sejumlah kaum muslimin.
Di tengah pembicaraan, beliau termanggut-manggut beberapa saat, lalu
mengarahkan bicaranya kepada semua yang ada di sekelilingnya.
“Sesungguhnya, di antara kalian ada seseorang laki-laki yang gerahamnya di neraka lebih besar dari gunung Uhud”
Semua yang
hadir dalam majelis tersebut selalu diliputi ketakutan melakukan
pelanggaran agama. Masing-masing dari mereka takut kalau-kalaulah
dirinya yang dimaksud nabi, mendapatkan su’ul khatimah.
Waktu terus
berjalan, hingga akhirnya semua yang mendengar pembicaraan Rasulullah
tersebut waktu itu telah menemui ajalnya dengan khusnul khatimah. Mereka
semua mati sebagai syuhada di medan perang. Yang masih hidup hanyalah
Abu Hurairah dan Rajjal bin ‘Unfuwah.
Abu Hurairah
menjadi sangat takut. Badannya sering bergetar, matanya sulit
dipejamkan, pikirannya tidak bisa diistirahatkan, hingga akhirnya tabir
itu terkuak dan jelaslah siapa yang celaka itu. Rajjal keluar dari Islam
dan bergabung dengan Musailamah Al-Kadzab dan mengakui kenabian nabi
palsu itu.
Sekarang sudah jelas siapa yang dikabarkan Rasul akan mendapat su’ul khatimah.
Ternyata,
Rajjal jauh lebih berbahaya daripada Masailamah, karena ia
menyalahgunakan keislamannya yang lalu, masa-masa hidupnya bersama Rasul
di Madinah, hafalan Al Qurannya yang cukup banyak, dan ditunjuknya ia
sebagai utusan Khalifah Abu Bakar. Semua itu disalahgunakan untuk
mendukung Musailamah dan mengukuhkan kenabiannya yang palsu.
Jumlah
pengikut Musailamah semakin bertambah banyak disebabkan
kebohongan-kebohongan Rajjal dan karena penyalahgunaan keislaman serta
hubungannya dengan Rasulullah di masa silam. Rajjal bukan hanya murtad,
tetapi juga pembohong, munafik dan oportunis. Ia murtad bukan karena
meyakini kebenaran Musailamah, melainkan karena kemunafikan yang
disembunyikan dan keuntungan yang ingin diraih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar