Rabu, 17 Juli 2013

Huangluo – Desa dengan Rambut Terpanjang di Dunia

Rambut menjadi mahkota bagi para wanita. Tapi para wanita dari suku Yao di desa Huangluo, Cina, rambut menjadi simbol kehormatan dan kesejahteraan. Seluruh Penduduk Wanita di Desa Ini Berambut Sangat Panjang. Desa ini terletak di Longji Guilin, desa Huangluo dihuni oleh 82 kepala keluarga yang berasal dari etnis Yao. Para warganya masih bergantung pada alam dan hidup dengan penuh kesederhanaan.

Sesekali mereka kedatangan wisatawan dari luar daerah hingga mancanegara. Para wisatawan yang datang kebanyakan merasa penasaran dengan tradisi para wanitanya yang memanjangkan rambut hingga menyentuh tanah.





Seperti diberitakan Oddity Central, rata-rata panjang rambut wanita Huangluo ialah 1,7 meter dan yang terpanjang mencapai 2,1 meter. Keunikan ini membuat desa Huangluo dinobatkan sebagai “Desa dengan Rambut Terpanjang” dari museum rekor Guinness.

Bagi warga Huangluo, rambut merupakan harta paling berharga yang mereka miliki. Semakin panjang rambutnya, semakin besar pula keberuntungan dan kesejahteraan yang menghampiri mereka.

Para wanita Huangluo hanya diperbolehkan memangkas rambut sekali seumur hidup, pada usia 16 tahun. Saat itu pula mereka dianggap pantas untuk mencari pasangan hidup. Tapi rambut itu tidak kemudian dibuang, tapi diberikan kepada nenek dari gadis itu yang kemudian mengubahnya menjadi hiasan kepala. Saat gadis itu menikah, dia akan menyerahkan rambut itu kepada mempelai pria, yang kemudian menjadi bagian dari gaya rambut sehari-hari.

Konon rambut dari wanita Yao Merah dibagi menjadi 3 bagian. Yang pertama adalah rambut yang tumbuh setiap hari, yang kedua adalah yang dipotong menjadi hiasan, yang ketiga adalah yang terbuat dari rontokan rambut yang dikumpulkan setiap hari. Rambut itu ditata sedemikian rupa yang menunjukkan status sosial dari pemakainya.

Semua wanita Huangluo menata rambutnya hitam panjang mereka dalam gaya rambut seperti nampan, tetapi ada detil tertentu yang mengatakan banyak tentang wanita itu.
1. Jika rambut hanya melilit kepalanya, itu berarti dia sudah menikah tetapi tidak memiliki anak.
2. Jika dia memiliki gelung kecil di depan, itu berarti dia sudah menikah dengan anak-anak,
3. jika dia memakai saputangan di kepalanya, itu berarti dia sedang mencari kekasih.

Terlepas dari status mereka, tidak mungkin untuk tidak melihat keindahan rambut hitam setiap wanita Yao Merah.



Awalnya, para wanita Huangluo tidak diperbolehkan memperlihatkan rambut kepada orang lain, kecuali suami dan anaknya. Mereka harus menggulung rambut dan memakai penutup kepala khusus agar tersembunyi.

Jika ada orang lain yang secara tidak sengaja melihat rambut mereka, orang itu harus diangkat sebagai menantu dan tinggal bersama selama tiga tahun. Namun peraturan ini dihapuskan pada tahun 1987, sehingga para wanita Huangluo bebas memperlihatkan rambut mereka kapan saja.






Setiap musim panas dan musim semi, mereka akan pergi ke sungai untuk mencuci rambut. Untuk membersihkan rambut, mereka memakai “shampoo” khusus, yaitu air bekas mencuci beras yang kemudian dibilas dengan air sungai.

Jika kalian ingin tahu mengapa para perempuan membiarkan rambutnya tumbuh begitu panjang, itu karena mereka percaya hal itu akan membawa umur panjang, kekayaan dan keberuntungan. Semakin panjang rambut, akan lebih beruntunglah mereka.

Diterjemahkan bebas oleh Rachel Hutami dari:
http://www.odditycentral.com/pics/huangluo-the-worlds-first-long-hair-village.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar