PAK DAHLAN PULANG KAMPUNG
Ke Tegalarum, Dahlan Iskan Terkenang Ibunya
SEMUA SENANG: Dahlan Iskan dan istri foto bersama kerabatnya saat
berkunjung ke tempat kelahirannya di Desa Tegalarum, Bendo, Kabupaten
Magetan, Jawa Timur.
MADIUN –
Pulang kampung akan selalu ingat dan kangen pada ibu. Ungkapan itu
dilontarkan Dahlan Iskan saat Minggu (14/7) mengunjungi tempat
kelahirannya di Dusun Kebondalem Desa Tegalarum Kecamatan Bendo,
Magetan.
Menteri BUMN itu berziarah ke makam Lisnah, ibu
kandungnya yang berlokasi di Desa Bukur, Jiwan, Madiun. ‘’Pasti yang
pertama diingat ibu kalau ke Tegalarum,’’ kata Dahlan Iskan.
Dahlan mengisahkan, ibundanya meninggal dunia di usia muda, pada 21
Maret 1965. Kala itu, Dahlan masih kecil namun sudah mampu mengingat
jelas saat ibunya yang sakit kista dibawa Mohamad Iskan, ayahnya, ke
dukun. Tidak tebersit membawa ke rumah sakit karena ketiadaan biaya.
‘’Seandainya ibu sakit sekarang mudah diobati, saat itu saya hanyalah
anak kecil dan tidak berdaya mengatasinya.’’ ujarnya.
Dahlan
didampingi Nafsiah Sabri, istrinya, sempat ke lokasi rumah masa kecilnya
di Kebondalem. Dia sempat menunjukkan bekas kamar mandi dan sumur yang
masih asli bentuknya. Termasuk, dinding bekas rumah masa kecilnya dulu.
‘’Saya dulu kalau mengisi air bak mandi ya harus menimba dari sumur
ini,’’ kenangnya diamini Nafsiah.
Mantan Dirut PLN itu
menuturkan, hidup dalam kesederhanaan membuatnya harus berjuang. Dia
mengaku tinggal di rumah itu sampai Madrasah Tsanawiyah kelas IX di
Tegalarum. Dahlan kecil kalau sekolah harus jalan kaki sejauh 6
kilometer tanpa sepatu atau sandal ke PSM Takeran. ‘’Sarapannya kalau
sekolah ya ganyong (jenis umbi-umbian, Red).’’ ujarnya.
Tanaman
ganyong masih banyak tumbuh di dekat bekas rumah masa kecil Dahlan.
Kunjungan Minggu itu juga dimanfaatkan Dahlan bercengkerama dengan
kerabatnya di Kebondalem. Mereka berkumpul di langgar atau musala yang
terletak tak jauh dari rumah Dahlan. Di langgar itu Dahlan kecil pernah
dididik ayahnya mengaji. Dia dulu selama Ramadan sering tidur di
langgar tersebut. ‘’Plong saya, ini lengkap semua kumpul,’’ ujarnya.
Sementara itu, Nafsiah tak kalah bahagia dapat berkumpul dengan kerabat
di Tegalarum saat Ramadan. Waktu yang singkat itu digunakan Nafsiah
mendatangi satu persatu rumah kerabatnya. Dia mengaku kangen dengan
masakan kampung halaman suaminya yang begitu khas. Kemarin dia sempat
ditawari beberapa jenis makanan khas kampung. ‘’Mbah Yem saya nggak
dimasakne tah? Sama sambalnya sekalian jangan lupa dibungkusin,’’
ujarnya sambil tertawa. (radarmadiun for medcen)
SOURCE :http://dahlaniskan.net/ke-tegalarum-dahlan-iskan-terkenang-ibunya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar