Selasa, 17 September 2013

Spesies Ikan Terus Menyusut, Penerapan Suaka Ikan di Kali Brantas Mendesak


Ikan Rengkik salah satu yang jumlahnya terus menyusut di Kali Surabaya akibat kontaminasi limbah industri yang semakin parah. Foto: Ecoton
Ikan Rengkik salah satu yang jumlahnya terus menyusut di Kali Surabaya akibat kontaminasi limbah industri yang semakin parah. Foto: Ecoton

Maraknya aktivitas industri di kawasan urban, serta perkembangan kawasan hunian bagi manusia yang terus meminta perluasan wilayah, juga berdampak serius terhadap kondisi sungai yang melintas di dalamnya. Volume buangan limbah dan kualitas limbah yang tersisa, membawa dampak ekologis terhadap keberadaan spesies-spesies ikan lokal dan membawa potensi berbahaya bagi tingkat kesehatan penduduk yang masih sekitar sungai serta memanfaatkan air yang melintas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kualitas sungai  juga menurun akibat minimnya prioritas penanganan dari pemerintah setempat, pemerintah pusat dan keterlibatan masyarakat dalam mengawasi kualitas air. Hal ini terbukti dari temuan tim Ecoton atau Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah yang melakukan Arung Brantas 2013 yang dimulai dari Kali Surabaya, atau di wilayah hilir Kali Brantas, tanggal 5 September 2013 silam. Kegiatan ini diawali di kawasan Kecamatan Wringinanom, Surabaya hingga Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, di Gresik, Jawa Timur.
IMG_3110
Dari aktivitas ini, Ecoton bersama peserta Arung Brantas 2013 hanya menemukan 7 spesies ikan di hilir Kali Brantas, padahal dalam Arung Brantas sebelumnya  masih ditemukan 11 spesies. Kondisi kali Brantas sendiri memang memprihatinkan akibat dari tingkat pencemaran limbah cair dan pemukiman yang terus menimbulkan dampak terhadap jumlah tangkapan ikan serta hilangnya beberapa spesies di sungai ini.
Sejumlah spesies yang sulit ditemui dalam Arung Brantas 2013 kali ini adalah Bader Merah/Wader Merah (Barbodes balleroides), Bader Putih/Wader Putih (Barbodes gonionotus) dan Keting (mystus planiceps). Proses inventarisasi ikan ini sendiri rencananya akan dilakukan lebih lanjut oleh Ecoton di kawasan sepanjang 240 kilometer yang membentang dari Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo dan Surabaya bersama dengan Institut Pemulihan dan Perlindungan Sungai (Inspirasi) Surabaya.
Aktivitas inventarisasi ikan sungai oleh Ecoton dalam Arung Brantas 2013. Foto: Ecoton
Aktivitas inventarisasi ikan sungai oleh Ecoton dalam Arung Brantas 2013. Foto: Ecoton
Hasil temuan sementara aktivitas inventarisasi ikan dari Surabaya ke Gresik ini ditemukan bahwa 90% ikan yang ditangkap berjenis kelamin betina, dan selebihnya 10% jantan. Adanya dominasi jenis kelamin betina di Kali Surabaya ini menunjukkan bahwa telah terjadi kontaminasi senyawa estrogenik dalam air di Kali Surabaya yang bersumber dari limbah domestik, serta limbah pestisida.
Hasil lainnya adalah penurunan hasil tangkapan ikan bisa dibandingkan dengan tahun 2009 hingga 2012, dengan hasil hanya sekitar 20 kilogram ikan berhasil ditangkap antara jam 7 pagi hingga jam 11 siang. Sebelumnya dalam 4 tahun terakhir tangkapan bisa mencapai 75 kilogram.
“Salah satu cara yang terintegrasi dalam upaya pemulihan keanekaragaman hayati Ikan di Kali Brantas adalah penetapan kawasan-kawasan yang masih ada potensi perikanan menjadi kawasan suaka perikanan,” Ujar Daru Setyo Rini M.Si salah satu peneliti Ecoton.
Ikan Jendil (Pengasius micronemus) di Kali Surabaya juga semakin berkurang. Ini adalah dua ekor ikan di Kali Surabaya dari hasil inventarisasi ikan oleh Ecoton dan Inspirasi. Foto: Ecoton
Ikan Jendil (Pengasius micronemus) di Kali Surabaya juga semakin berkurang. Ini adalah dua ekor ikan di Kali Surabaya dari hasil inventarisasi ikan oleh Ecoton dan Inspirasi. Foto: Ecoton
Lebih lanjut Daru Setyorini menyarankan agar Pemerintah yang berwenang dalam pengelolaan sungai di Jawa Timur  melakukan inisiatif mencadangkan kawasan-kawasan sungai di hulu menjadi kawasan lindung untuk konservasi perikanan yang telah diatur dalam peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 Tentang Konservasi sumberdaya ikan, dalam PP ini mengatur tentang kawasan perlindungan suaka perikanan yaitu upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya ikan.

source :  http://www.mongabay.co.id/2013/09/09/spesies-ikan-terus-menyusut-penerapan-suaka-ikan-di-kali-brantas-mendesak/?fb_comment_id=fbc_692931187402035_7633617_697674070261080

Tidak ada komentar:

Posting Komentar