Senin, 09 September 2013

Gus Sholah Tegas Menolak Faham Hizbut Tahrir Indonesia!


SUARA-MUSLIM.COM, Jombang ~ Dengan tegas Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Sholahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Sholah menyatakan dirinya menolak paham Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di depan simpatisan HTI. Pernyataan itu dilontarkan pada acara halal bihalal DPD HTI Jombang di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Sabtu (7/9).

"Saya tidak nyambung dengan pemikiran HTI, tetapi saya tetap berkawan," ucapnya Gus Sholah.

Ketika publik mengkhawatirkan Gus Sholah dipengaruhi HTI, ia dalam forum itu mengajak simpatisan HTI berpola pikir jernih.

Turut serta berjuang atas nama agama, negara, dan kemanusiaan, tegas Gus Sholah, bisa dilakukan tanpa harus mendirikan sistem khilafah. Ia mengkhawatirkan Indonesia yang berideologi Bhineka Tunggal Ika menuai banyak konflik seperti negara-negara di Timur Tengah.

Gus Sholah juga menceritakan panjang lebar tentang perjuangan para ulama terdahulu dalam mendirikan negara republik Indonesia. Tebuireng sebagai basis perjuangan para ulama melawan penjajah.

Ketika Pancasila menjadi dasar negara, ulama tidak keberatan untuk menghapus tujuh kalimat dalam butir sila pertama. “Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluknya”, dihapus menjadi hanya Ketuhanan Yang Maha Esa, tambah Gus Sholah.

"Saya tidak mendukung, dan juga tidak menolak Khilafah. Karena, saya tidak punya wewenang itu. Silakan berwacana tentang khilafah. Tetapi kalau bergerak mendirikan khilafah, maka negara yang akan bertindak," tandas adik kandung Gus Dur.

Sementara itu ketua HTI, Gus Junaidi At-Thoyyibi lebih banyak membicarakan tentang tokoh-tokoh pesantren yang pernah ia temui. Ia menyebut nama-nama pengasuh Pesantren Langitan, Pengasuh Pondok Sarang, Kempek Cirebon dan sebagainya. Sebelum kepemimpinan Gus Sholah, Gus Jun juga kerap ke Tebuireng menemui KH Yusuf Hasyim.

Pihaknya berharap Gus Sholah dan para pimpinan pesantren lainnya mau untuk bergabung dengan HTI. Namun agaknya hal tersebut merupakah sebuah kemustahilan. Karena Sejak dahulu, para ulama yang mendirikan pesantren senantiasa bersama-sama pemerintah membangun negara, bukan justru sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar