Selasa, 10 September 2013

Daftar Kebodohan Dahlan Iskan


Saya terkejut ketika mendengar Djamal Aziz, anggota DPR-RI dari Fraksi Hanura, mengumpat Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai “manusia bodoh” dalam sebuah rapat kerja. Cukup lama saya tercenung setelah mendengar umpatan itu.

Dua puluh dua tahun saya bekerja di perusahaan Jawa Pos yang dibesarkan Dahlan. Dari hanya beberapa perusahaan pada 1991 menjadi ratusan perusahaan pada saat ini. Baru sekali ini, saya mendengar orang menyebut Dahlan sebagai “orang bodoh”.

Setelah bisa menata emosi, saya coba renung-renungkan kembali. Apa benar Dahlan itu “orang bodoh”? Di mana kebodohannya?

Setelah mengingat dengan hati yang jernih, akhirnya ketemu juga beberapa kebodohan Dahlan. Berikut saya cuplik satu per satu:

Daftar Kebodohan Dahlan Iskan (1)

Tinggalkan Pesantren, Memimpin PLN

Setelah menjalani transplantasi hati (2006), Dahlan sebenarnya bisa menikmati hidup dengan nyaman di Pesantren Sabilul Muttaqin (PSM). Mengembangkan 131 sekolah dengan 9.300 guru. Dua di antaranya berstatus pesantren internasional.

Sebagai Ketua Dewan Pengawas, Dahlan berperan besar dalam mengembangkan PSM yang mendidik puluhan ribu santri itu. Apalagi, pengembangan pesantren internasional, yang memang dibidaninya sendiri.

Dahlan menggandeng Al Irsyad, lembaga pendidikan Islam ternama di Singapura dalam pengembangan pesantren internasional yang didirikan di Magetan, Jawa Timur itu. Dahlan memilih Al-Irsyad Singapura, setelah meminta saran berbagai pihak yang berkompeten, termasuk istri Perdana Menteri Singapura yang menjadi sahabat baiknya.

Pesantren internasional di Magetan itu diberi nama International Islamic School (IIS). Kurikulumnya berstandar Cambridge School, yang diadopsi banyak lembaga pendidikan bermutu di seluruh dunia.

Tahun ini, IIS Magetan menorehkan berbagai prestasi. Sebanyak 15 guru IIS mendapat sertifikasi international dengan prestasi tertinggi. Dengan sertifikat itu, mereka bisa menjadi guru di semua sekolah yang menggunakan kurikulum Cambridge School di seluruh dunia. Keberhasilan para guru itu memacu semangat PSM untuk membuka IIS di Kediri, pada tahun ajaran ini.

Bodohnya, Dahlan akhirnya meninggalkan pesantren untuk memimpin PLN. Padahal, PLN adalah BUMN yang sudah mengalami krisis dahsyat karena salah urus puluhan tahun. Permintaan dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono itu tak bisa ditolaknya.

Setelah menjabat PLN, mau tidak mau, Dahlan harus kerja keras lagi. Padahal, dokter yang mengoperasinya selalu mewanti-wanti Dahlan agar bisa menjaga kondisi kesehatan karena pengobatan masih berlangsung. Dahlan harus istirahat cukup dan tidak boleh terlalu lelah.

Hari-hari pertama di PLN, Dahlan disambut dengan demo serikat karyawan yang menolak kehadirannya. Tak hanya didemo, Dahlan bahkan sempat dilempari telur busuk oleh demonstran yang juga karyawannya sendiri.

Setahap demi setahap, Dahlan berhasil mengatasi krisis yang membelit PLN. Byar pet yang terjadi di berbagai kota bisa diatasi. Keberhasilan Dahlan itu diapresiasi oleh Ishadi SK, boss Trans TV, dengan menerbitkan sebuah buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Dalam sebuah wawancara dengan sejumlah media, ada wartawan yang menanyakan apa resep Dahlan sehingga bisa memperbaiki kinerja PLN begitu cepat. “PLN itu sudah memiliki ribuan karyawan yang sarjana, pinter-pinter dan ahli-ahli di bidangnya. PLN hanya butuh orang bodoh untuk menggerakkan organisasinya.”

(joko intarto – bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar