Selasa, 19 November 2013

TELOR GOSONG


Malam yang dingin disapu gerimis dan kabut tipis, membuatku mengigil kedinginan. Saya teringat dengan masakan ibu di malam itu dengan kondisi yang serupa.

Ibu yang bangun sejak pagi, tak kenal lelah bekerja keras sepanjang hari. Ia membereskan rumah seorang diri, hingga tiba jam makan malam pun ibu masih saja sibuk sendiri di dapur kecil kami.

Tepat jam tujuh malam ibu selesai lalu menghidangkan makan malam untuk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal kacang dan nasi. Sayangnya, karena sibuk mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong/hangus.

Saya melihat ibu sedikit panik, tapi tidak dapat berbuat apa. Minyak goreng pun sudah habis. Kami menunggu dengan tegang, apa reaksi ayah yang pulang kerja?

Sudah letih, kemudian melihat makan malamnya hanya dengan tempe dan telur hangus. Namun Masya Allah, sungguh luar biasa, Ayah dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan ibu dengan senyuman yang tak hilang dari pandangan.

Ayah bahkan berkata, “Bu terima kasih ya, masakannya sangat lezat, apalagi ditambah sambal kacang, bener-bener nikmat !”

Lalu ayah juga menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar ibu meminta maaf karena telor dan tempe yang hangus itu.

Dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan: “Sayang, aku suka telor dan tempe yang hangus.”

Sebelum tidur, saya menemui ayah dan bertanya, “Apakah ayah benar-benar menyukai telur dan tempe hangus?”

Ayah memeluk saya dengan kedua lengannya erat sekali sambil berkata, “Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah letih . Jadi, sepotong telor dan tempe yang hangus tidak akan menyakiti siapa pun, anakku. Kita harus menghargai kerja keras Ibu” .

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya, yakni :
“Belajar menerima kesalahan orang lain adalah kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat , harmonis, saling menyayangi & saling pengertian satu sama lain untuk membina Rumah tangga Yang Sakinah Mawaddah Warohmah, Insya Allah."
Source : Motivator Ideologis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar