Rabu, 20 November 2013

DIBENTAK

Menjelang Muktamar NU ke-28, 1989, Mbah Lim (Kyai Muslim Riva'i Imampuro) rahimahullah mementingkan berkeliling Nusantara untuk berziarah kepada para wali, baik yang sudah wafat maupun yang masih hidup, untuk bertawassul dan beristighotsah, merengek kepada mereka agar memohonkan kepada Allah perlindungan dan pertolongan bagi Bangsa Indonesia dan Nahdlatul Ulama.

Begitu masuk Kudus, Mbah Lim langsung menghadiahkan Fatihah kepada Syaikh Ja'far Shodiq, Sang Sunan. Terus-menerus ia menjaga sikap ta'dhim, lebih-lebih ketika mulai mendekati pesarean.

Tepat saat kakinya melangkahi pintu makam, Mbah Lim mendadak terperanjat hingga jatuh terduduk. Wajahnya pucat-pasi, kelihatan ketakutan sekali! Lalu sambil merunduk-runduk berjalan mundur menjauh, tidak jadi sowan Kanjeng Sunan.

Santri pendhereknya pun terheran-heran,

"Ada apa, Mbah?"

Mbah Lim masih terengah-engah,

"Aku dimarahi..."

Dan ia pun bercerita, betapa saat melangkahi pintu tadi, tiba-tiba sebuah suara membentaknya keras sekali,

"Ngapain kesini?!! Kau kira aku nggak ikut mikir dari kemaren-kemaren?!!!"


Source : Terong Gosong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar