Awal pekan ini, BlackBerry menapaki babak baru yang penting. Perusahaan Kanada itu urung dijual, alih-alih perusahaan malah menerima investasi tambahan dari pemegang saham Fairfax Financial Holding sebesar US$1 miliar, setara Rp11,4 triliun.
Bagian dari kesepakatan investasi itu, direksi BlackBerry juga dirombak. CEO BlackBerry Thorsten Heins pun dipaksa mundur. Posisinya diganti mantan CEO Sybase John Chen, yang kini menjabat CEO sementara.
Dilansir Wall Street Journal, Kamis 7 November 2013, Heins telah mengirimkan surat perpisahan kepada karyawan dan kolega di BlackBerry.
Ia berterima kasih kepada perusahaan dan mengaku akan tetap menjadi fans berat BlackBerry meski telah menyerahkan kendali perusahaan ke John Chen.
"Anda dapat terus memperhitungkan saya sebagai fans berat BlackBerry. Mohon diketahui, saya akan terus mendukung dari pinggir lapangan," tulis Heins menutup suratnya.
Pada surat itu, Heins juga yakin pengalaman Chen di Sybase bisa membangkitkan BlackBerry kembali. Tak lupa, pria yang menjabat CEO sejak Januari 2012 itu juga memandang pemilik Fairfax Prem Watsa sebagai pendukung setia BlackBerry dan tentu akan mempertahankannya.
"Pengalaman Chen mengubah Sybase dari perusahaan teknologi yang matang jadi perusahaan yang tinggi pertumbuhannya dalam manajemen data, data pergudangan, manajemen mobilitas dan analisis inovator, juga menjadi akar yang kuat bagi industri teknologi. Itu akan sangat berharga bagi masa depan BlackBerry," kata Heins.
Dalam suratnya, pria kelahiran 29 Desember 1957 itu juga mengucapkan terima kasih kepada tim BlackBerry yang memberikan loyalitas dan dedikasi sepanjang enam tahun terakhir.
"Saya berterima kasih
kepada Anda. Tetap fokus dalam memberikan produk dan layanan berkualitas
tinggi yang diharapkan pelanggan," tutup Heins.
http://oke77.blogspot.com/2013/11/ini-surat-terakhir-bos-blackberry.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar