Senin, 03 Juni 2013

Menjadi mulia tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi dan kekuasaan, cukup dengan Keikhlasan


Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli.

Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu …”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,”kalau yang itu berapa Pak?”.

“Yang itu 700 ribu bu,” jawab
saya. “Harga pasnya berapa?”,
Tanya kembali si Ibu. “600
deh, harga segitu untung saya
kecil, tapi biarlah …… “Tapi,
uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya. Waduh,
saya bingung, karena itu
harga modalnya, akhirnya
saya berembug dengan teman
sampai akhirnya diputuskan
diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Sayapun mengantar hewan
qurban tersebut sampai
kerumahnya, begitu tiba
dirumahnya, “Astaghfirullah
Allahu Akbar …, terasa
menggigil seluruh badan karena melihat keadaan
rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal
bertiga, dengan ibunya dan
puteranya dirumah gubug
berlantai tanah tersebut. Saya
tidak melihat tempat tidur
kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau
barang-barang elektronik,.
Yang terlihat hanya dipan
kayu beralaskan tikar dan
bantal lusuh.

Diatas dipan, tertidur seorang
nenek tua kurus. “Mak …..
bangun mak, nih lihat saya
bawa apa?”, kata ibu itu pada
nenek yg sedang rebahan
sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan
emak kambing buat qurban,
nanti kita antar ke Masjid ya
mak ….”, kata ibu itu dengan
penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget
meski nampak bahagia, sambil
mengelus-elus kambing,
nenek itu berucap,
“Alhamdulillah, akhirnya
kesampaian juga kalau emak mau berqurban”..

“Nih Pak, uangnya, maaf ya
kalau saya nawarnya
kemurahan, karena saya
hanya tukang cuci di
kampung sini, saya sengaja
mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan
diniatkan buat qurban atas
nama ibu saya ….”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar, dada terasa
sesak, sambil menahan tetes
air mata, saya berdoa , “Ya
Alla h…, Ampuni dosa hamba,
hamba malu berhadapan
dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang
miskin harta namun kekayaan
Imannya begitu luar biasa”..

“Pak, ini ongkos
kendaraannya …”, panggil ibu
itu,”sudah bu, biar ongkos
kendaraanya saya yang
bayar’, kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu
itu tahu kalau mata ini sudah
basah karena tak sanggup
mendapat teguran dari Allah
yang sudah mempertemukan
dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….

Untuk mulia ternyata tidak
perlu harta berlimpah, jabatan
tinggi apalagi kekuasaan, kita
bisa belajar keikhlasan dari ibu
itu untuk menggapai kemuliaan hidup.

Berapa banyak diantara kita
yang diberi kecukupan
penghasilan, namun masih saja
ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan
qurban. Namun selalu kita
sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak
dianggarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar