Minggu, 30 Juni 2013

Isinya Bagus Banget, Tentang Keutamaan Shalat Tahajjud

Keutamaan Shalat Tahajjud

Shalat Tahajjud atau Shalat lail adalah shalat yang di kerjakan pada sepertiga
malam terakhir. Banyak keutamaan dan manfaat
dari shalat Tahajjud antara lain: Nabi Saw bersabda,
“Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu
adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam)
"(Muttafaqun ‘alaih) Beberapa Keutamaan Shalat Tahajud

1. Orang yang menegakkan qiyamullail akan terpelihara dari gangguan setan, dan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya "Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang
tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk
sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya
” (Muttafaqun ‘alaih) "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk
setiap orang diantara kalian dengan 3 ikatan
(simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya
ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur
itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa)
, maka terurailah (terlepas) satu simpul . Kemudian
apabila ia berwudhu , terurailah satu simpul lagi
Dan kemudian apabila ia sholat , terurailah simpul
yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya . Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan
malas (beramal shalih)” (Muttafaqun ‘alaih)

2. Mengetahui di malam hari itu ada 1/3 malam terakhir dimana Allah Subhanahu wa Ta ’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, memberi sesuatu bagi yang memintaa, dan mengampuni yang memohon ampun pada-Nya "Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi bersabda: "Allah turun ke langit dunia setiap malam pada 1/3 malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang
meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepadakepada- Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga terbit
fajar "(HR. Bukhari no. 145 dan Muslim no. 758) Rasulullah dalam sabda beliau:
"Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah
akan mengabulkan doa setiap malam.”(HR Muslim No. 757)

3. Ciri-ciri orang Shaleh dan Menjadikan sebab masuk surga. "Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam,
berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan
dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada
waktu malam niscaya engkau akan masuk surga
dengan selamat” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani) “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu
berada dalam taman-taman surga dan di mata air-
mata air, sambil mengambil apa yang diberikan
oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka
sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang
berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” ( Adz- Dzariyat: 15-18). Awal waktu shalat lail adalah setelah shalat isya dan akhir waktunya adalah setelah terbit fajar kedua. Ini berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu anha dia berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengerjakan shalat sebelas rakaat pada waktu antara selesai shalat isya sampai subuh.” (HR. Muslim no. 736) Juga berdasarkan hadits Ibnu Umar di atas.
Karenanya Ibnu Nashr berkata dalam Mukhtashar
Qiyam Al-Lail hal. 119, “Yang disepakatioleh para
ulama adalah: Antara shalat isya hingga terbitnya fajar (shadiq/kedua) adalah waktu untuk mengerjakan witir.” Karenanya jika ada orang yang shalat maghrib-
isya dengan jama’ taqdim, maka dia sudah boleh
mengerjakan shalat lail walaupun waktu isya
belum masuk. Sebaliknya, walaupun sudah jam 10 malam tapi jika dia belum shalat isya, maka dia belum diperbolehkan shalat lail. Shalat lail minimal 2 rakaat dan paling banyak tidak terbatas. Ini berdasarkan hadits Ibnu Umar di atas. Hanya saja, walaupun dibolehkan mengerjakan shalat lail tanpa ada batasan rakaat (selama itu genap), akan tetapi sunnahnya dia
hanya mengerjakan 8 rakaat (plus witir 3 rakaat)
berdasarkan hadits Aisyah yang pertama di atas. Disunnahkan juga untuk mengerjakan 2 rakaat ringan sebelum shalat lail -berdasarkan haditsAisyah yang terakhir di atas-, sehingga total
rakaatnya adalah 13 rakaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar