Senin, 03 Juni 2013

Dari Dongeng Sufi : Niat Menentukan Keberhasilan

DONGENG SUFI

Dikisahkan , ada seorang ahli ibadah yang mengunjungi suatu kaum, kaum itu mengadu kepadanya bahwa di tempat mereka itu ada pohon yang sering disembah penduduk, mereka tidak menyembah Allah. Ahli ibadah (abid) itu marah, lantas ia membawa kampak akan menebang pohon itu.

Iblis (nenek moyang setan) dalam bentuk seorang syekh menyambutnya dan berkata "Hendak kemana kamu, mudah mudahan Allah merahmati kamu."

Ahli ibadah itu menjawab "Saya hendak menebang pohon ini."

Iblis berkata "Apa urusanmu dengan pohon itu, kamu telah meninggalkan ibadahmu."

Ahli ibadah itu menjawab "Sesungguhnya ini sebagian dari ibadahku."

Iblis berkata "Aku tidak membiarkanmu menebangnya."

Lantas iblis itu berkelahi dengan ahli ibadah itu. Ahli ibadah itu berhasil menangkap iblis itu dan membantingnya ke tanah dan didudukinya iblis itu.

Iblis berkata "Lepaskan aku agar aku dapat berbicara denganmu."

Ahli ibadah itu berdiri, lantas iblis berkata "Sesungguhnya Allah telah menggugurkan kewajibanmu menebang pohon itu; menebang pohon itu adalah tugas nabi, bukan tugasmu kecuali bila nabi menyuruhmu."

Abid itu menjawab "Aku akan menebangnya."

Kemudian abid berkelahi kembali dengan iblis itu dan ia berhasil membantingnya ke tanah dan menduduki dada iblis itu.

Maka iblis berkata "Apakah tidak ada keputusan yang lebih baik untuk menyelesaikan urusan kita?"

Abid bertanya "Apa itu?"

"Lepaskan dahulu aku" kata iblis itu "supaya aku dapat mengatakan sesuatu kepadamu."

Abid melepaskannya. Iblis itu berkata "Kamu adalah orang miskin yang bergantung pada orang lain, maukah kamu melebihi orang-orang itu sehingga kamu dapat membantu tetanggamu, kamu kenyang dan tidak lagi memerlukan bantuan orang lain."

Abid menjawab "Ya."

"Pulanglah" kata iblis "aku akan menyelipkan di bawah bantalmu dua dinar setiap malam. Uang itu bisa membantu tetanggamu sehingga kamu lebih berguna bagi saudaramu, itu lebih baik dari pada kamu menebang pohon itu."

Abid kemudian berpikir dan ia berkesimpulan "Syekh itu benar, saya bukan seorang nabi, Allah tidak mewajibkan saya menebang pohon itu, nabi pun tidak, menerima uang lebih bermanfaat bagi orang banyak ketimbang menebang pohon itu."

Lantas Abid itu kembali ke tempat ibadahnya. Pagi pagi ada dua dinar dekat kepalanya, ia mengambilnya, begitu juga keesokan harinya. Pada pagi hari yang ketiga uang itu tidak ada.

Abid itu marah, ia mengambil kampaknya lagi hendak menebang pohon itu. la disambut iblis yang menyamar seorang syekh.

Syekh (sebenarnya iblis) bertanya "Kemana?"

Kata abid "Saya akan menebang pohon itu."

Iblis berkata "Kamu berdusta, kamu tidak akan mampu melakukannya."

Lalu abid itu memegang iblis tersebut hendak menangkapnya.

Kata iblis "kamu tidak akan sanggup."

Bahkan iblis yang sanggup membanting ahli ibadah itu dan menduduki dadanya sambil berkata "Akan kamu teruskan menebang pohon itu atau aku akan menyembelihmu."

Iblis berkata "Hai ahli ibadah, maukah kamu tahu mengapa kau kalah? Sesungguhnya mula-mula kamu marah karena Allah, lalu aku kalah. Tapi kali ini kamu marah karena uang (dunia) lalu kamu saya kalahkan."

Dalam cerita di atas menjelaskan bahwa ikhlas itu ialah melakukan sesuatu karena Allah, bukan karena uang atau dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar