Senin, 10 Juni 2013

LOGIKA DENGAN MEMPERSALAHKAN KORBAN.

LOGIKA "Blaming The Victims"
OLEH : Rijal Pakne Avisa


Jika kau makan onde-onde made in Mojokerto lalu perut mules dan tiba-tiba ada sahabat yang dengan gaya yang paling "ho-oh" menasehati :

"MasyaAllah, ini karena antum makan onde-onde bikinan koko dan tacik (Tionghoa) Mojokerto itu. Di dalam al-Qur'an....(keluarlah dalil yang asal comot untuk mendukung persepsinya),"

Tinggalkan saja sahabatmu itu, segera cari toilet untuk menuntaskan hajatmu!

Kau tahu, sahabatmu sedang menikmati logika "blaming the victims" alias mempersalahkan korban. Pihak yang sedang mengidap gejala ini sering mempersalahkan korban, alih-alih memberi solusi tepat dan nyata! Dalam konsep kesadaran ala Paolo Freire, ini disebut Naival Consciousness alias "kesadaran naif". Kesadaran ini bertitiktumpu pada korban sekaligus mempersalahkannya atas kondisi dirinya. Mengapa hanya menjadi tukang becak? Ya salahnya sendiri ngapain ia nggak melanjutkan pendidikannya, atau, salah sendiri ia nggak bekerja keras sejak muda. Demikianlah, selalu ada sisi untuk mencela atau mempermasalahkan korban, sambil memberi analisis kacangan, kemudian keluarlah solusi yang muluk-muluk dan sama sekali tidak aplikatif-realistis yang ironisnya disampaikan dengan berbusa-busa!

Di negara kita, saya menengarai Hizbut Tahrir Indonesia sebagai pengidap akut gejala ini. Segala hal yang berkaitpaut dengan penderitaan rakyat Indonesia akan menjadi obyek menarik dalam propaganda produk ideologinya. Jadi, dimana ada masalah atau derita, disitulah HTI hadir mempromosikan produknya dengan bangga, sambil mempersalahkan korban, tapi tidak memberi solusi praktis. Persis sales produk alarm anti kebakaran yang syuting iklan secara live di tengah terbakarnya pemukiman penduduk!

Jadi begini sahabat Alvin And The Chipmunks, logika blaming the victims bisa dilihat dari sejauh mana sahabatmu mempermainkan penderitaanmu sebagai lelucon, obyek promosi, hingga bahan baku propaganda pola pikirnya yang aneh.

Kredit motormu macet? Ini karena kamu masih hidup dalam sistem kufur demokrasi.
Bebekmu enggan bertelur? Ini karena kamu masih mempercayai taghut Pancasila.
Bibir pecah-pecah, sariawan, kepala cekot-cekot? Khilafah solusinya.
---
Salam,
Ustadz Abu Vulkanik Assalafy Alkenthiry, Lc., MA., BBM., MLM., ATM., BRI.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar