Rabu, 29 Januari 2014

Filosofi sebuah guci


Sepasang ayah dan ibu pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat anak mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah guci yang cantik

"Lihat guci itu," kata si ibu kepada suaminya. "Kau benar, inilah guci tercantik yang pernah aku lihat," ujar si ayah.

Saat mereka mendekati guci itu, tiba-tiba guci yang dimaksud berbicara: "Terima kasih untuk pujiannya, tapi kalian perlu tahu bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi guci yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna.

Namun, suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga ku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak. Tetapi orang itu berkata, "Belum!" Lalu ia mulai mencengkam dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata, "Belum!"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh, ternyata belum. Setelah dingin, aku diberikan kepada seorang wanita dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.

Wanita itu berkata, "Belum!" Lalu ia memberikanku kepda seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakkanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca.

Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah guci begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku."

pelajaran moral :
Sepertinya halnya guci tersebut, kita hidup membutuhkan sebuah proses, proses pelajaran dari masalah terkadang tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata tapi setelah melewati itu orang bisa belajar menjadi lebih baik dan kita dapat memahami maksud dari kehidupan ini. Banyak kesalahpahaman yang terjadi karena kita tidak mengetahui koridor-koridor kita sebagai manusia, kita akan mengerti sebuah keberhasilan karena ada tahap pembelajaran dari kesulitan, jika kita menikmati segala proses dan menganggap semuanya sebagai kebahagiaan, tentunya apabila Anda jatuh dalam berbagai kesusahan anda tidak akan mudah berkecil hati, sebab Anda tahu bahwa semua itu menghasilkan ketekunan dan pembelajaran. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi seorang yang sukses. Dan setelah semua proses itu selesai, Anda dapat melihat betapa cantiknya pribadi yang telah terbentuk.
Pengembangan pribadi agar menjadi seseorang yang sukses maka ada 3 hal yang perlu kita ketahui :
1. Apa yang sudah kita kerjakan ?
2. Apa yang sudah kita hasilkan ?
3. Apa yang sudah kita capai ?
Semakin banyak yang bisa kita kerjakan maka semakin banyak yang kita hasilkan semakin banyak yang kita hasilkan maka semakin banyak target-target hidup yang kita capai.
Ingatlah Filosofi sebuah Uang :
“Nilai uang tidak akan pernah berubah walaupun dengan keadaan yang kusut,bau dan uang itu pernah diinjak-injak sekalipun. Nilai uangnya akan tetap sama dan masih bernilai.
Begitupun dengan manusia walau mengalami proses yang begitu keras,menyakitkan dan terkadang kita merasa tidak dihargai, tapi tidak akan mengurangi nilai kemanusian kita karena kita tidak diciptkan untuk disia-siakan”
“Selamat menikmati proses hidup anda”

www.rumahyatim.info

Tidak ada komentar:

Posting Komentar