Di Gresik, tepatnya Sidayu, ada sebuah lembaga keagamaan yang fokus pada
aspek mengkritisi ulang (kemudian secara gegabah menyalahkan) segala
amaliah Ahlussunnah wal Jamaah. Lembaga ini punya majalah juga. Dan,
salah satu ustadz-nya pernah menulis di blog bahwa kitab Ihya Ulumiddin
merupakan sumber kesesatan.
Dalam ranah akademis, mengkritisi
sebuah karya merupakan kelaziman, tetapi menjustifikasi bahkan memvonis
sebuah karya secara tendensius itu perkara lain.
Demikianlah,
sungguh lucu manakala seorang "ustadz" secara gegabah mem-VONIS magnum
opus-nya Hujjatul Islam (ini sebuah gelar prestisius) dengan tuduhan
sarkartik.
Fenomena ini, saya kira, sama persis dengan
celometan striker kelas tarkam yang mandul gol lagi sepi job, kemudian
dengan congkak memvonis "gol-gol" Lionel Messi sebagai "gol kebetulan
yang tak bermutu".
Akhirnya, aduhai kisanak yang berbahagia,
sungguh tipis selaput yang membatasi PERCAYA DIRI dengan TAK TAHU DIRI!
Kuharap kita semua sadar kualitas diri, kisanak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar