“Bila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan
saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini. Maka leburkan
“belenggu egomu”. Satu kata untukmu, “Bersyukurlah”. Karena itulah
rahasia kehidupan sesungguhnya. Itulah kunci kebahagiaan, dan jalan
menuju ketenangan”.
Berikut kisah yang diambil dari www.rumahyatim.com
Seorang pria mendatangi seorang orang bijak yang diseganinya, “orang
bijak, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya
ingin mati saja.”
Sang orang bijak tersenyum, “Oh, kamu pasti sedang sakit, dan penyakitmu pasti bisa sembuh.”
“Tidak orang bijak, tidak. Saya sudah tidak ingin hidup lagi, saya ingin mengakhiri hidup saya ini saja,” tolak pria itu.
“Baiklah kalau memang itu keinginanmu. Ambil racun ini. Minumlah
setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malamnya
engkau akan mati dengan tenang.”
Pria itu bingung. Pikirnya
setiap orang bijak yang ia pernah datangi selalu memberikannya semangat
hidup. Tapi yg ini sebaliknya dan justru menawarkan racun.
Sesampainya di rumah, ia minum setengah botol racun yang diberikan orang
bijak tadi. Ia memutuskan makan malam dengan keluarga di restoran mahal
dan memesan makanan favoritnya yang sudah lama tidak pernah ia lakukan.
Untuk meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dengan riang
bersama keluarga yang diajaknya. Sebelum tidur pun, ia mencium istrinya
dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu.”
Besok paginya dia bangun
tidur, membuka jendela kamar dan melihat pemandangan di luar. Tiupan
angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk jalan pagi.
Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, dan satunya untuk istrinya.
Istrinya yang merasa aneh, kemudian terheran-heran dan bertanya,
“Sayang, apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku ada salah ya. Maafkan
aku ya sayang?”
Kemudian dirinya mengunjungi ke kantornya, ia
menyapa setiap orang. Stafnya pun sampai bingung, “Hari ini, Boss kita
kok aneh ya?” Ia menjadi lebih toleran, apresiatif terhadap pendapat
yang berbeda. Ia seperti mulai menikmatinya.
Pulang sampai rumah
jam 5 sore, ternyata istrinya telah menungguinya. Sang istri menciumnya,
“Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu
merepotkanmu.” Demikian halnya dengan anak-anaknya yang berani
bermanjaan kembali padanya.
Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu
indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan
racun yang terlanjur sudah ia minum?
Bergegas ia mendatangi sang
orang bijak, dan bertanya cemas mengenai racun yang telah sebelumnya ia
minum kemarin. Sang orang bijak dengan enteng mengatakan, “Buang saja
botol itu. Isinya hanyalah air biasa kok. Dan saya bersyukur bahwa
ternyata kau sudah sembuh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar