Ini adalah sekedar cerita ringan dari Mas Edy Prianto untuk FB Suara Gresik. Cerita ini adalah gambaran tentang Pileg dinegara kita yang ketika memasuki masa tenang tetapi umeg atau riuh dikalangan bawah dimana mereka berebut menangkap amplop dari Caleg yang beterbangan. Monggo disimak.
Bebek Goreng dan Pileg 2014
Sepintas pengambilan judul tersebut sama sekali tidak ada keterkaitan, akan tetapi dalam kenyataannya sangat berhubungan.
Bebek Goreng Cak No yang biasa mangkal di seputaran wilayah Kedanyang berbatasan dengan Sekarkurung Gresik, hari itu tidak menyangka dagangannya begitu laris manis sampai tidak tersisa hanya dalam waktu 2 jam. Pembeli berjubel dan rata2 menyodorkan uang 50 ribu rupiah untuk pembayarannya.
Bebek Goreng dan Pileg 2014
Sepintas pengambilan judul tersebut sama sekali tidak ada keterkaitan, akan tetapi dalam kenyataannya sangat berhubungan.
Bebek Goreng Cak No yang biasa mangkal di seputaran wilayah Kedanyang berbatasan dengan Sekarkurung Gresik, hari itu tidak menyangka dagangannya begitu laris manis sampai tidak tersisa hanya dalam waktu 2 jam. Pembeli berjubel dan rata2 menyodorkan uang 50 ribu rupiah untuk pembayarannya.
Tepat pukul 5 sore
seperti biasa dia sudah menggelar dagangannya dengan mempersiapkan tenda
dan beberapa pipa2 penyangga. Dia tidak menyadari bahwa sudah banyak
warga yang menunggu. Cak No, begitu dia biasanya disebut akhirnya tidak
sempat memasang tenda warga sudah tidak sabar untuk segera dilayani.
Hari itu tanggal 9 April 2014 yang juga bersamaan dengan Pemilihan Legislatif 2014. Wajah2 suka cita dan sangat berharap untuk segera mendapat pelayanan mengerubungi Cak No. Diantara pembeli ternyata banyak yang bertetangga atau minimal 1 wilayah perumahan jadi saling mengenal.
"Oleh piro Mbak Tutik ...? Alhamdulillah aku oleh 3 sak keluargaku 5 oleh kabeh. Onok sing ngekei selawe, seket karo satus dadi per uwong oleh satus pitu limo lumayan kenek digawe tambahan blonjo karo yo wis suwe kepingin tuku bebek lagek keturutan saiki hehehe ...." Coleteh seorang wanita kurus yang setelah oborolan diketahui bernama Ani.
Akhirnya Cak No mengetahui bahwa ramainya pembeli hari itu karena banyak warga yang terima duit dari PESTA RAKYAT Pemilihan Legislatif 2014.
"Kulo menawi ngertos lek rame kados ngeten, kulo tambahi dodolane khan nggih saged ngraosaken arto saking dum-duman" kata Cak No setengah menyesal hanya bisa menyediakan jualan dengan porsi seperti biasanya ketika ditanya mengenai cepat habisnya Nasi Bebek kesukaan penulis.
Hari itu tanggal 9 April 2014 yang juga bersamaan dengan Pemilihan Legislatif 2014. Wajah2 suka cita dan sangat berharap untuk segera mendapat pelayanan mengerubungi Cak No. Diantara pembeli ternyata banyak yang bertetangga atau minimal 1 wilayah perumahan jadi saling mengenal.
"Oleh piro Mbak Tutik ...? Alhamdulillah aku oleh 3 sak keluargaku 5 oleh kabeh. Onok sing ngekei selawe, seket karo satus dadi per uwong oleh satus pitu limo lumayan kenek digawe tambahan blonjo karo yo wis suwe kepingin tuku bebek lagek keturutan saiki hehehe ...." Coleteh seorang wanita kurus yang setelah oborolan diketahui bernama Ani.
Akhirnya Cak No mengetahui bahwa ramainya pembeli hari itu karena banyak warga yang terima duit dari PESTA RAKYAT Pemilihan Legislatif 2014.
"Kulo menawi ngertos lek rame kados ngeten, kulo tambahi dodolane khan nggih saged ngraosaken arto saking dum-duman" kata Cak No setengah menyesal hanya bisa menyediakan jualan dengan porsi seperti biasanya ketika ditanya mengenai cepat habisnya Nasi Bebek kesukaan penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar