Shikandi adalah seorang tokoh dalam wiracarita MAHABHARATA. Putra Drupada, ia berjuang dalam perang Kurukshetra di pihak Pandawa. Nama Srikandi dapat diartikan memliki rumbai atau jambul.
Dia telah lahir di masa sebelumnya sebagai seorang wanita bernama Amba, yang ditolak oleh Bisma untuk menikah.
Karena merasa terhina dan ingin membalas dendam, Amba melakukan tapa dan penebusan dosa besar dengan keinginan untuk menjadi penyebab kematian Bisma. Amba kemudian dilahirkan kembali sebagai SHIKANDINI (wanita).
Dari dia lahir,terdengar suara dewata yang memerintahkan kepada ayahnya untuk membesarkannya sebagai anak laki-laki. Jadi Shikhandini dibesarkan seperti pria dan mengganti namanya SHIKANDI (nama pria), terlatih dalam peperangan dan akhirnya menikah.
Pada malam pernikahannya, istrinya menghinanya pada saat menyadari kenyataan sebenarnya bahwa Shikandi sebenarnya seorang wanita. Dengan maksud untuk bunuh diri, ia melarikan diri dari Pancala, tetapi diselamatkan oleh seorang YAKSHA yang bersedia untuk menukarkan kelaminnya dengan Shikhandi . Dengan syarat setelah kematiannya, kejantanannya dikembalikan kepada Yaksha dan Shikhandi mati dengan keadaan sebagai wanita.
Shikhandi kembali ke keraton sebagai seorang pria dan telah menikah hidup bahagia bersama istri dan punya anak juga.
Dalam pertempuran di Kurukshetra, Bisma mengenalinya sebagai titisan dari Amba yang terlahir kembali, dan tidak ingin untuk melawan 'seorang wanita', sehingga dia menurunkan senjatanya.
Mengetahui bahwa Bisma akan bereaksi demikian terhadap Shikhandi, Arjuna bersembunyi di belakang Shikhandi yang berfungsi sebagai kusir dan menyerang Bisma dengan tembakan anak panahnya. Menurut cerita panah Shikandi lah yang membunuh Bisma. Bisma tidak langsung mati saat jatuh di pertarungan itu, dia masih hidup beberapa minggu setelah perang usai untuk memberi wejangan pada Pandawa yang memenangkan peperangan.
Jadi, hanya dengan bantuan Shikhandi, Arjuna mengalahkan Bisma, yang telah hampir tak terkalahkan sampai saat itu. Shikhandi akhirnya dibunuh oleh Aswatama pada hari ke-18 pertempuran (perang telah usai) saat dia tidur karena kecapaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar