Minggu, 05 Mei 2013

Bahagia itu Sederhana

 

SEDERHANA TAPI MEMBAHAGIAKAN




Ketika baru saja pindah ke kawasan perumahan elit di kota Taipei, saya sudah menyenangi daerah itu, duduk dalam rumah sudah bisa terlihat Gunung Yang Ming.
Ibu berkata, “Gunung bagaikan seorang perempuan yang sering sekali berubah!” Kemudian kami tersenyum saling memahami, merasakan sangat berbahagia.
Musim semi, sering sekali terlihat awan dan kabut pegunungan bergelombang, khayal semata-mata sangat indah sekali ; Musim panas, setelah turun hujan, di atas angkasa sering sekali muncul dua garis pelangi, jika beruntung juga bisa terlihat tiga baris pelangi ; Musim gugur, warna dari pegunungan paling sering berubah, di lereng gunung terlihat segumpal warna merah daun pohon Liquidambar , segumpal warna hijau tua, segumpal warna kuning yang telah luntur, warna-warni sangat indah sekali membuat orang terpesona; Musim dingin, kabut sering kali sangat tebal serasa tidak bisa teruraikan, warna pegunungan yang tua dan muda persis seperti sebuah lukisan tinta air yang trampil.
Jika ibu melihat saya sedang menengok ke arah pegunungan pasti akan menertawai saya dan berkata, “Bocah bodoh!” Sambil mengusap-usap kepala saya, dia akan berdiri di samping saya bersama-sama memandang panorama pegunungan. Kita diam tidak berbicara, tetapi merasa bahagia sekali!
Saya sangat senang ketika cuaca sedang hujan, ibu akan mengajak saya duduk bersama di teras, sambil menyeduh teh wangi untuk dinikmati bersama hidangan kue mochi. Kita saling bertatap pandang dan tersenyum, tidak ada percakapan tetapi merasa sangat berbahagia!
Teringat pada suatu pagi di musim semi, saya membawa serta ibu naik bus umum pergi ke Gunung Yang Ming. Tiba di kaki pegunungan Yang Ming hujan turun rintik-rintik, kami berdua menggunakan payung bersama. Saat hujan turun, kami menikmati ketela panggang yang masih hangat, tidak ada percakapan tetapi merasa bahagia sekali!
Sekarang, saya sudah menjadi seorang ibu yang mempunyai tiga anak, ketika anak-anak bertanya kepada saya, “Mengapa mama sangat baik dengan nenek? Sangat menyenangkan sekali?”
Saya hanya tersenyum tidak mengatakan sesuatu. Dalam hati saya diam-diam memutuskan, mencari waktu yang tepat untuk membawa serta anak-anak mencari kebahagiaan yang begitu sederhana dan telah hilang dalam waktu yang lama karena kesibukan kerja.  (Hui Ling / The Epoch Times / lin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar