Ya Sudahlah, Gak Usah memBULLY lagi.
OLEH : Rijal Pakne Avisa
Sudahlah, cukup sudah mengkritik apalagi mem-bully PKS. Sebab, kalaupun
kita memakai logika hukum dan teori politik untuk membedah kasus yang
membelit elit PKS maupun lingkaran sekitarnya, kita akan menemukan
kumpulan kosakata khas yang digunakan oleh para kadernya:
"Husnudzdzon sesama muslim itu lebih baik."
"Jangan ghibah!"
"Kritiklah dengan Akhlaqul Karimah!"
"Sudahkah akhi bertabayyun dengan ustadz....."
"Janganlah membenci sebuah kelompok, bisa jadi kelompok tersebut lebih baik daripada anda. (Lalu muncullah kutipan ayat)."
"Masyaallah, kenapa sesama muslim saling mengumbar aib
saudaranya...(kemudian muncullah kutipan ayat dan hadis tentang ghibah)!
Istighfar ya akhi..."
"Janganlah berprasangka buruk, karena sesungguhnya.... (keluarlah dalil!)"
"Ada hal yang lebih wajib di jaga yaitu ukhuwah. Dari pada mengintai
kesalahan orang yang sebenarnya kita sendiri tidak tahu dia benar atau
salah..."
"Ukurlah ilmu kita. Aktivis dakwah yang jadi penjabat bukan orang bodoh..."
"Antum menyerang terus menerus, jangan-jangan karena kami bukan dari
kelompok antum. Janganlah kebencian menutupi kebenaran dan
obyektivitas...."
"Yang Haq dan Batil suatu ketika akan ditampakkan oleh Allah. Ingatlah itu saudaraku."
"Jika antum tidak suka dengan dakwah kami, tak perlu melecehkan dakwah kami dan syariat Islam..."
---
Menanggapi berbagai kalimat khas yang digunakan kader PKS ini, Ketua
Umum Partai Penjahit Kathok Kolor Sejahtera Dunia Akherat (PPKKSDA),
Prof. Dr. dr. Ir. Rijal Avisa, S.PdI., STMJ., SPBU., MHI., MSc., ATM.,
BCA., hanya berkomentar singkat: DOBOL COCOTMU!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar