LOGIKA DENGAN MEMPERSALAHKAN KORBAN.
LOGIKA "Blaming The Victims"
OLEH : Rijal Pakne Avisa
Jika kau makan onde-onde made in Mojokerto lalu perut mules dan
tiba-tiba ada sahabat yang dengan gaya yang paling "ho-oh" menasehati :
"MasyaAllah, ini karena antum makan onde-onde bikinan koko dan tacik
(Tionghoa) Mojokerto itu. Di dalam al-Qur'an....(keluarlah dalil yang
asal comot untuk mendukung persepsinya),"
Tinggalkan saja sahabatmu itu, segera cari toilet untuk menuntaskan hajatmu!
Kau tahu, sahabatmu sedang menikmati logika "blaming the victims" alias
mempersalahkan korban. Pihak yang sedang mengidap gejala ini sering
mempersalahkan korban, alih-alih memberi solusi tepat dan nyata! Dalam
konsep kesadaran ala Paolo Freire, ini disebut Naival Consciousness
alias "kesadaran naif". Kesadaran ini bertitiktumpu pada korban
sekaligus mempersalahkannya atas kondisi dirinya. Mengapa hanya menjadi
tukang becak? Ya salahnya sendiri ngapain ia nggak melanjutkan
pendidikannya, atau, salah sendiri ia nggak bekerja keras sejak muda.
Demikianlah, selalu ada sisi untuk mencela atau mempermasalahkan korban,
sambil memberi analisis kacangan, kemudian keluarlah solusi yang
muluk-muluk dan sama sekali tidak aplikatif-realistis yang ironisnya
disampaikan dengan berbusa-busa!
Di negara kita, saya
menengarai Hizbut Tahrir Indonesia sebagai pengidap akut gejala ini.
Segala hal yang berkaitpaut dengan penderitaan rakyat Indonesia akan
menjadi obyek menarik dalam propaganda produk ideologinya. Jadi, dimana
ada masalah atau derita, disitulah HTI hadir mempromosikan produknya
dengan bangga, sambil mempersalahkan korban, tapi tidak memberi solusi
praktis. Persis sales produk alarm anti kebakaran yang syuting iklan
secara live di tengah terbakarnya pemukiman penduduk!
Jadi
begini sahabat Alvin And The Chipmunks, logika blaming the victims bisa
dilihat dari sejauh mana sahabatmu mempermainkan penderitaanmu sebagai
lelucon, obyek promosi, hingga bahan baku propaganda pola pikirnya yang
aneh.
Kredit motormu macet? Ini karena kamu masih hidup dalam sistem kufur demokrasi.
Bebekmu enggan bertelur? Ini karena kamu masih mempercayai taghut Pancasila.
Bibir pecah-pecah, sariawan, kepala cekot-cekot? Khilafah solusinya.
---
Salam,
Ustadz Abu Vulkanik Assalafy Alkenthiry, Lc., MA., BBM., MLM., ATM., BRI.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar