Gus Dur dan Wali
RUGI DUA KALI
OLEH : Yahya C. Staquf
Gus
Dur datang malam-malam ke rumah Gus Mus, bersama seorang lelaki tua
berperawakan kecil yang penampilannya kucam tapi terkenal wali. Mereka
mampir ditengah perjalanan keliling yang sudah berhari-hari.
“Dia ini sudah tiga hari tidak mandi dan tidak ganti pakaian”, kata Gus
Dur, meledek lelaki itu. Yang diledek ketawa terkekeh-kekeh, memasukkan
tangan kebalik celana dan menggaruk-garuk pantatnya.
“Waduh…”, batin saya, “tangannya bekas pantat begitu… nanti kalau salaman kucium apa tidak ya…?”
“Nggak sopan! Nggak sopan!” lelaki itu nyeletuk ditengah ketawanya,
kukira ditujukan kepada Gus Dur, “Sama orang tua harus sopan! Masa sama
orang tua tega nggak nyium tangan?”
Saya tercekat. Jangan-jangan dia ngomong ke saya… Masa dia bisa tahu kata batin saya?
Gus Dur membuka amplop besar berisi foto-foto lukisan karya seorang
pelukis Italia yang lama tinggal di Bali, seluruhnya berupa gambar
perempuan Bali bertelanjang dada. Foto-foto itu dibeber diatas meja dan
semua orang ketawa-ketawa melihatnya.
“Sampeyan kok mentheleng sekali ngeliatnya, Mbah?” Gus Mus meledek lelaki tua, “nggak wira’i blas!”
Lelaki itu malah mengelus-elus foto sambil terus ketawa-ketawa.
“Masa wali celelekan begitu?”, saya membatin.
“Ora wali yo ben! Ora wali yo ben!” lelaki itu nyeletuk lagi.
Saya tercekat lagi.
Gus Dur bersiap-siap hendak pamitan, tapi teh di gelas lelaki tua itu masih sisa separoh.
“Kalau dia benar wali, sisa minumannya tentu mbarokahi”, batin saya,
“tapi apakah sudah ada cukup dasar bagiku untuk meyakininya?”
Gus Dur sudah berdiri dan menyalami orang-orang, tapi lelaki itu malah
sibuk mengoplos sisa tehnya dengan sisa milik Gus Mus. Teh oplosan itu
lalu diletakkan ditengah meja.
“Kalau nggak doyan, buang!”
katanya, kemudian menyusul Gus Dur. Ketika bersalaman, saya hendak
mencium tangannya, tapi dia malah menariknya buru-buru. Setelah
tamu-tamu berlalu, saya menghampiri teh oplosan untuk meminumnya, tapi
sudah keduluan Gus Mus.
Saya rugi dua kali?
source : teronggosong.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar