Kamis, 07 Agustus 2014

Melakukan Kebaikan dan Realita Hidup




Terkadang dalam suatu proses kehidupan kita ingin berada pada zona aman, sehingga kita berusaha melakukan segala macam kebaikan demi menjadikannya bernilai pahala. Nilai suatu kebaikan akan bermakna manakala kebaikan itu membuahkan manfaat bagi orang2 disekitarnya. Tapi tidak semua kebaikan bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain, nyatanya kebaikan kita kerapkali disalah artikan sehingga tak sedikit keluar kata "pasti ada maunya..!". Inilah realita hidup, dalam hal ini saya juga sependapat. Untuk memperkuat pendapat tersebut saya berikan satu contoh kehidupan nyata, suatu ketika tersebutlah si fulan yang sedang tergopoh2 membawa barang belanjaan dan hendak pulang menuju rumahnya. Setelah semua barang dinasukkan ke dalam bagasi mobil, mata si fulan tiba2 melihat ban mobilnya kempes otomatis dia langsung mengeluarkan ban serepnya. Tiba2 entah dari mana datangnya ada seseorang yang dengan ramahnya menawarkan jasa untuk membantu si fulan, akhirnya si fulanpun setuju tapi kemudian apa yang terjadi tas fulan pun raib, dia sadar2 setelah sampai di rumah ketika mendapati kenyataan bahwa tasnya telah hilang. Inilah yang saya maksud bahwa menerima kebaikan harus dengan kewaspadaan.

Kita sebagai manusia yang ingin memberikan kebaikan terhadap sesama juga jadinya seringkali disalah artikan, seperti pepatah bilang "ada udang dibalik batu" padahal tidak semua kebaikan yang kita berikan mengandung maksud buruk, tapi nyatanya kadang2 diterima dengan pemikiran yang buruk. Apalagi jika menyangkut perbedaan lawan jenis, akhirnya kebaikan disalah artikan dengan "CINTA" inilah resiko dari sebuah kebaikan. Orang lain tentu tidak akan dengan mudah menebak isi hati manusia, mereka hanya bisa menilai dari gelagat, perilaku dan perbuatan. Jika ingin menilai orang hati2 tidak semua orang mempunyai pemikiran yang sama seperti yang anda pikirkan. Jika pemahaman sudah meresap, perbuatan baik bisa bernilai hanya mencari ridho Allah semata, jadi untuk orang2 yang dangkal dalam pemikiran dan hanya bisa mengupas isi hati orang dengan melihat orang lain secara kasad mata sesungguhnya itu hanya merugikan diri sendiri, berharap kabaikan berubah menjadi rasa "CINTA" yang salah pada penempatannya akhirnya nilai kebaikan selalu disalah artikan.

Saya bermaksud hendak menghimbau, agar kita sebaiknya menggunakan perkataan yang baik dan benar ketika ingin mengungkapkan perasaan hati dan pikiran dan harus bisa membedakan antara sesuatu yang bernilai murni kebaikan atau hanya kebaikan yang dicari2. Tidak asal menebak2 yang akhirnya malah cenderung menimbulkan rasa sesak di hati yang lain dan akhirnya berakhir dengan kata muak. Kita terkadang ingin berusaha menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya sehingga apa salahnya kita bersikap ramah pada orang lain asal pada level yang masih dianggap wajar. Pada tahap ini manusia kerap kali menjadi kecewa ketika ia sadar bahwa kebaikan yang ia lakukan berbuah menjadi kesalahan. Saya berikan contoh untuk hal yang satu ini. Ada seorang teman dia ingin hidupnya lebih berarti dan dia berusaha untuk selalu berbagi tentang segala macam kebaikan yang tentu saja dibarengi dengan sikap ramah. Ketika teman2nya merasa nyaman berteman dengannya (entah itu laki2 maupun perempuan), maka ternyata ada hati yang tersentuh oleh perhatiannya. Padahal perhatian kepada seorang teman selalu sama ia tunjukkan pada teman yang lain pula (tentunya dengan porsi yang berbeda antara sejenis dan lawan jenis) inilah kemudian yang menjadi masalah ketika sebuah kebaikan bisa menimbulkan kekecewaan


Kesimpulan dari semua itu 
  • Dalam menerima kebaikan diperlukan kewaspadaan, karena inilah realita hidup. Dalam hidup selalu ada orang yang pandai memanfaatkan situasi, sehingga berpura2 baik untuk mendapatkan sesuatu.
  • Diperlukan kehati2 dalam memberikan kebaikan, jika pada akhirnya kebaikan itu akan disalah artikan sehingga akan merugikan diri sendiri.
  • Ternyata sesuatu yang manis tidak selalu berbuah manis, bisa jadi sesuatu yang terlalu manis malah bisa jadi penyakit. Inilah realita kehidupan yang terjadi ketika kebaikan yang dilakukan hanya membuahkan kekecewaan.

Maka Jangan salah artikan suatu nilai kebaikan, karena mungkin saja kebaikan dan keramahan itu bagian dari hidupnya. Jangan juga salah mengartikan arti sebuah keramahan karena memang keramahan itu bukannya untukmu seorang. Ingat, jangan biarkan diri kita menjadi besar kepala atau merasa tersentuh saat orang lain menyentuh hati kita. Belajarlah berfikir positif agar bisa menjaga diri kita dan orang lain dari prasangka atas mereka.


Allah SWT berfirman yg artinya “Dan sesungguhnya Kami jadikan utk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya utk memahami dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya utk melihat dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya utk mendengar . Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lbh sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yg lalai.”. 
Oleh krn itu kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal saleh atau kebaikannya dalam bersikap dan bertingkah laku di mana pun dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Itu sebabnya semakin banyak perbuatan baik yg dilakukannya maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya di hadapan Allah SWT. Di sinilah letak pentingnya bagi kita utk berloma-lomba dalam kebaikan sebagaimana firman Allah yg artinya “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yg ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian . Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” .
Jalan Menuju Amal Baik Meskipun kebaikan kita sadari sebagai sesuatu yg harus kita laksanakan ternyata tidak sedikit orang yg tidak antusias utk melakukan kebaikan itu. Karena itu ada beberapa hal yg bisa dijadikan resep bagi seseorang agar bersemangat melakukan kebaikan. "Niat yg Ikhlas" Niat yg ikhlas merupakan faktor penting dalam tiap amal. Karena dalam banyak amal di dalam Islam niat yg ikhlas merupakan rukun terpenting dan pertama. Niat yg ikhlas krn Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yg ringan dalam mengerjakan amal-amal yg berat sekalipun apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yg ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan jangankan amal yg berat amal yg ringan pun akan terasa menjadi berat. Disamping itu keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan dalam amal kebaikan. Orang yg ikhlas tidak akan bersemangat krn dipuji dan tidak akan lemah krn dicela. Ada pujian atau celaan tidak akan membuatnya terpengaruh dalam melakukan kebaikan.
Cinta kebaikan dan Kebaikan seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan hal ini krn mana mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh krn itu rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa kita masing-masing sehingga kita akan menjadikan tiap bentuk kebaikan sebagai bagian yg tidak akan terpisahkan dalam kehidupan kita ini akan membuat kebaikan selalu menyertai kehidupan ini. Disamping cinta kepada kebaikan akan kita suka melakukan kebaikan harus tertanam juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yg berbuat baik hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan siapa pun yg melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yg berbuat baik karenanya kita pun harus mencintai mereka yg berbuat baik.

Allah berfirman yg artinya “Dan belanjakanlah di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah krn sesungguhnya Alllah mencintai orang-orang yg berbuat baik.” .

Demikianlah saudara2ku, tulisan ini hasil sebuah perenungan yang selama ini selalu menggelitik manakala ada teman maupun diri sendiri ingin berbuat kebaikan dan hasilnya selalu terbalik dengan realita kehidupan. Pada akhirnya tulisan ini berakhir pada kata "Manusia itu tak ada yang sempurna dan kesempurnaan hanyalah milik Allah"

Source : http://indahramadhany.blogspot.com/2011/05/melakukan-kebaikan-dan-realita-hidup.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar