Selasa, 23 Desember 2014

Tafakur

Saudaraku, setiap manusia itu unik. Tidak hanya sidik jarinya yang unik. Tidak hanya wajahnya yang unik. Tidak pula hanya susunan organ-organ dalam dan DNA-nya yang unik. Akan tetapi kisah hidup setiap diri kita pun unik, banyak terjadi kejutan. Kita tidak bisa mengatur setiap hari-hari kita agar sesuai dengan agenda yang kita buat.
Banyak sekali kejutan-kejutan berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar skenario atau rencana kita. Terus demikian terjadi hingga akhir usia kita. Mengapa Allah Swt memberikan kejutan-kejutan seperti itu? Tiada lain adalah supaya kita senantiasa bersandar kepada Allah Swt, Dzat Yang Maha Mengatur segala kejadian.

Baru saja kita lihat bagaimana penguasa Tunisia tiba-tiba kehilangan kekuasaannya secepat kedipan mata. Suatu peristiwa besar yang terjadi hanya karena dipicu oleh kejadian perampasan gerobak seorang pedagang oleh aparat yang disusul kemudian dengan aksi bakar diri pedagang tersebut, berlanjut menjadi tsunami revolusi. Rezim Zine Al Abidine Ben Ali yang telah berkuasa selama 23 tahun lamanya pun runtuh seketika. Hal yang tiada pernah diduga oleh sang penguasa dan juga rakyatnya.
Apa yang terjadi di Tunisa kemudian merembet pula ke negeri-negeri tetangganya, salah satunya adalah Mesir. Rezim Husni Mobarak yang sangat kuat dan berkuasa selama  32 tahun lamanya, dikelilingi oleh lapisan militer yang tangguh dan limpahan kekayaan yang melimpah, akhirnya runtuh dalam tempo singkat secara tidak terduga.
Hidup ini penuh dengan kejutan-kejutan. Namun, tidak perlu kita risau akan kejutan-kejutan itu. Karena setiap kejutan pastilah kebaikan, jika dihadapi dengan keyakinan penuh kepada Allah Swt. Kejutan-kejutan itu terjadi supaya kita sadar bahwasanya kita senantiasa ada di dalam genggaman kekuasaan Allah Swt. Tidak pernah bisa aman diri kita ini kecuali aman oleh perlindungan Allah Swt.
Sangat gampang bagi Allah Swt untuk menghanguskan tabungan dan deposito kita. Sangat mudah bagi Allah Swt untuk meruntuhkan benteng-benteng dan istana megah kita. Sangat ringan bagi Allah Swt untuk menjungkirbalikkan kita dari kedudukan dan jabatan tinggi kita.
Ada satu cerita, orang yang merampok sebuah mobil dengan bayangan ia akan mendapatkan uang sekian juta. Ternyata di dalam mobil itu terdapat uang 8 miliar. Bukannya senang gembira, sang perampok malah terkapar pingsan saking terkejutnya dan akhirnya ia pun tertangkap aparat keamanan. Demikianlah, dalam sekejap mata Allah Swt berkehendak memberikan kejutan yang sama sekali berada di luar skenario manusia.
Setiap kejadian yang terjadi di dunia ini sama sekali tidak berbahaya. Jika dihadapi dengan keimanan kuat pada Allah Swt, kejutan demi kejutan yang tak terduga itu pasti baik. Ada, tiada, sedih, bahagia, datang, pergi, kejutan demi kejadian ini pasti merupakan kebaikan jika kita menyikapinya dengan mendekat kepada Allah Swt.
Seperti firman Allah Swt di dalam Al Quran,
“..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Thalaq [65]: 2-3).
Pelajaran dari ayat di atas adalah bahwa kehidupan ini tidak bisa lepas dari kejadian-kejadian yang berlangsung secara tak terduga. Kejadian-kejadian seperti itulah yang membuat kita semakin bertambah yakin kepada Allah Swt. Kejutan-kejutan seperti itulah yang membuat hidup ini menjadi berwarna. Gambaran kecilnya adalah seperti kita akan nonton pertandingan sepak bola, apa yang terjadi seandainya kita sudah tahu hasil yang akan keluar dari pertandingan tersebut? Tentu kita tidak akan tertarik menyaksikannya.
Bukankah kehidupan jadi jauh lebih menarik ketika kita melamar kerja kemudian kita sempat mengalami penolakan dari beberapa perusahaan sebelum akhirnya kita bertemu dengan perusahaan yang mau menerima kita. Kehidupan yang dinamis itu jauh lebih menarik ketimbang kehidupan yang monoton.
Simaklah sejarah teladan kita, nabi Muhammad Saw. Bagaimana beliau begitu bersungguh-sungguhnya mengarungi medan perang saat menghadapi kekuatan musuh-musuh Islam. Padahal bukankah beliau adalah sosok yang sudah jelas dilindungi oleh Allah Swt. Sedemikian seriusnya Rasulullah Saw berjuang membela agama-Nya meskipun beliau dijanjikan kemenangan oleh Allah Swt di dalam hidupnya. Rasulullah Saw yang sudah terjamin saja hingga berdarah-darah berjuang dengan kesungguhannya menjalani kehidupan. Apalagi kita, tentu seharusnya lebih bersungguh-sungguh dalam mengarungi hidup ini dengan segala kejutan-kejutannya.
Jika kita tafakuri kehidupan orang-orang shaleh, ternyata rata-rata orang shaleh hidup dengan segala macam ujian. Bukan berarti ini membuat kita gentar untuk menjadi orang shaleh. Jangan sampai kita enggan menjadi orang yang shaleh hanya untuk menghindari ujian-ujian kehidupan yang bisa datang kapan saja tanpa kita duga. Sesungguhnya ujian-ujian itu adalah untuk semakin meningkatkan derajat kita di hadapan Allah Swt.
Ujian-ujian dalam hidup itu bagaikan ujian yang jawabannya sudah tersedia dan kita diberikan petunjuk untuk sampai kepada jawaban-jawaban itu. Hebatnya lagi, apabila kita berhasil melewati ujian ini dengan baik, kita akan mencapai dejarat yang lebih tinggi. Bukankah ini sebenarnya ujian yang mudah dan menguntungkan?! Gambarannya adalah seperti orang yang disuruh untuk memasuki hutan belantara, akan tetapi dia akan diberi semacam petunjuk atau rambu-rambu agar ia bisa sampai ke suatu tempat yang nyaman di seberang hutan tersebut.
Hutan belantara itu adalah gambaran kehidupan dunia ini. Adapun rambu-rambu dan petunjuk itu adalah petunjuk Allah Swt yang diturunkan melalui Muhammad Rasulullah Saw. Petunjuk-petunjuk itu sangatlah jelas. Apabila kemudian ada manusia yang tersesat, maka sesungguhnya itu adalah sebagai akibat dari tindakannya sendiri yang enggan menuruti petunjuk dan rambu-rambu tersebut.
Jadi, janganlah takut terhadap segala kemungkinan yang bisa saja terjadi dalam hidup. Tak peru takut pada ujian-ujian dalam hidup. Namun, takutlah seandainya Allah Swt tidak menolong kita dalam menghadapi ujian tersebut. Setiap ujian yang datang secara tanpa diduga adalah sarana dari Allah Swt untuk membina diri kita agar kita bisa berlepas diri dari sikap berharap kepada makhluk. Kejutan-kejutan itu adalah sarana dari Allah Swt agar kita tidak bergantung kepada dunia.
Allah Swt memberikan ujian-Nya kepada kita agar kita bisa kembali mengingat-Nya setelah sempat lalai dari-Nya. Bukankah tidak jarang kita tersilaukan oleh dunia sehingga lebih disibukkan mengurus hal-hal duniawi ketimbang menyibukkan diri untuk beribadah kepada-Nya. Kita lebih sibuk mengurus bisnis kita meski adzan sudah berkumandang, kemudian menunda-nunda shalat. Kita lebih bersemangat mempersiapkan diri untuk begadang demi menyaksikan pertandingan sepak bola, ketimbang mempersiapkan diri untuk bangun malam dan mendirikan shalat Tahajud.
Saudaraku, jika kita renungkan, manakah yang lebih banyak terjadi di dalam hidup kita. Apakah pertama, kejadian yang kita rencanakan ataukah yang kedua, kejadian yang tidak kita rencanakan. Jawabannya tentu saja yang kedua. Betapa banyak sekali kejadian-kejadian yang Allah Swt ciptakan terhadap diri kita dan sama sekali di luar rencana kita. Sebagian besar diantaranya adalah kejadian-kejadian yang bersifat kejutan karena tidak pernah kita sangka-sangka. Dan ternyata kita masih makan, masih minum, masih bernafas, masih berteduh, masih berpakaian. Kita masih dicukupkan kebutuhannya. Jika kita merasa kurang, itu adalah karena bisikan hawa nafsu semata.
Kita tidak pernah bisa terus memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Jangankan memprediksi kejadian tahun depan, apa yang akan terjadi satu dua jam ke depan saja kita tidak pernah tahu. Boleh-boleh saja kita menyusun rencana sedemikian rupa karena itu adalah bagian dari kewajiban kita selaku hamba untuk beramal atau berikhtiar. Tapi sepatutnya setiap apapun rencana yang kita buat, hadirkanlah Allah Swt di dalamnya. Tetapkan Allah Swt sebagai tempat bersandar dan bertawakal. Karena sesungguhnya Dia-lah sebaik-baiknya pembuat rencana. Dia-lah Dzat Yang Maha Menghendaki setiap peristiwa.
Banyak sekali kejadian mengejutkan yang membuat kita merasa sedih dan berduka. Akan tetapi, lebih banyak lagi kejadian tak terduga yang menimbulkan rasa gembira dan bahagia bagi kita. Belum ditambah dengan kejadian-kejadian di luar rencana kita yang kita anggap biasa-biasa saja, padahal sangat besar pengaruhnya untuk kehidupan kita.
Mungkin ada di antara kita yang pernah mengalami bisul di bagian tubuh yang dampaknya membuat suit untuk duduk. Barangkali saat mengalaminya, kita bertanya-tanya penuh heran, mengapa tidak di tempat yang lain saja sehingga tidak mengganggu aktifitas kita sehari-hari. Pasti kejadian seperti ini tidak berlangsung begitu saja secara tanpa makna. Makanya ketika penyakit itu sembuh, betapa kita menyadari bahwa selama ini kita kurang begitu mensyukuri kesehatan kita. Kita kurang mensyukuri kepemilikan kita atas kursi dan sofa kita. Kita kurang mensyukuri atas kepemilikian jok kendaraan kita. Jarang sekali kita mengucap syukur, memuji Allah Swt ketika kita duduk di atas sofa atau di atas jok. Kita biasanya melalui momen tersebut dengan datar-datar saja tanpa sedikitpun ingat betapa nikmat duduk adalah karunia dari Allah Swt.

Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar