Lihat di Facebook, banyak status yang bicara tentang capres. Terserah selera mereka, ketika mereka menyukai capres tertentu maka mereka akan menulis atau menshare sesuatu yang bagus dan pastinya mereka akan menulis status yang buruk tentang capres kompetitor. Itu sih terserah, terserah selera mereka siapa yang disukai dan siapa yang dibenci. Di televisi juga gak beda jauh, ada satu stasiun yang keliatan tendensius banget, pencitraan yang luar biasa untuk capres tertentu dan mencari keburukan untuk capres kompetitor. Hampir tiap sesi selalu muncul pencitraan dan memang itu yang dipesankan si capres kepada pemilik televisi jika ingin berkoalisi.
Masalahnya bagi saya adalah sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, telur yang terlalu banyak garam pasti dimuntahkan, sayur yang terlalu banyak bumbu juga akan neg, begitu juga pencitraan yang berlebihan juga membuat orang lain akan jengah dan antipati. Lho bukankah banyak juga yang dibuat kagum dan langsung menjadi simpatisan begitu melihat full pencitraan? iya sih tapi bagi yang memiliki tingkat kesadaran dan penalaran yang kuat pasti akan berfikir dan bertanya?
Sebegitukah orang ini?
Sehebat itukah? malaikat pasti kalah
Kekurangannya apa? dia juga manusia seutuhnya.
Kok senyumnya terus yang kelihatan? juteknya mana.
Bagi saya seorang capres adalah seorang manusia, tunjukkan dong secara proporsional capres itu juga manusia yang pernah berbuat salah, pernah jutek, pernah marah dan mereka bukan malaikat. Jangan sampai sekarang hanya manisnya yang terlihat sewaktu jadi presiden tinggal juteknya yang muncul.
Jujur saja saya masih berharap ada calon alternatif lain yang muncul selain 2 orang yang sekarang digembar gemborkan layaknya manusia berwujud malaikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar