Gambar dari: analisadaily.com
Realitanya, pendidikan yang carut marut, output yang tak
juga berkualitas , guru dan dosen berlomba-lomba memperoleh sertifikat walau
dengan jalan tidak wajar dengan tujuan mendapat tunjangan profesi hingga
terkesan kebijakan pemerintah tentang Sertifikasi guru dan Dosen, sebagai upaya mengejar target agar belanja
Pendidikan 20 persen dari APBD/APBN mudah dicapai karena merupakan amanat UUD
1945.
Gelar akademis yang diberikan perguruan-perguruan tinggi saat ini semudah
menjual pisang goreng, cukup 15 - 25 juta maka jadilah mahasiswa tersebut S.Pd,
SH, SE, M.Si, doktor dsb Tak terasa
mulailah bermunculan Feodalisme Kebangsawanan baru dinegara kita melalui apa yg
dinamakan GELAR AKADEMIS. Sebagai dampak
kemajuan pendidikan kita yg semakin amburaduL..
Jadi Kalau sekarang terkenal adalah Haji 2 kali atau Haji 3 kali,
sekarang ada sarjana 2 kali, master 2 kali atau 3 kali.
Yang diharapan sebenarnya sederhana, menciptakan manusia pintar yang
memiliki sifat mulia, tambah tinggi sekolah tambah rendah hati, tambah berguna
bagi orang lain. Tapi realitanya APBN kita yang 20% malah menciptakan manusia
arogan, manusia pandai tapi gak punya etika, penipu cumloud, srigala berbulu domba dan wis wis gak usah
diterosno….
Apa perlu ya… semua siswa dan mahasiswa bahkan para guru dan guru besar diwajibkan
terus memakai topi merah anak SD yang bertuliskan TUT WURI HANDAYANI agar
falsafah tersebut bisa meresap kekepala mereka dan terbawa kepada tindakan
mereka.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, semoga Pendidikan di Indonesia tambah
maju. Terima kasih untuk Bapak/Ibu Guruku dari SD sampai Kuliah, sampai
kapanpun kalian semua tetap Guruku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar