Cerita Sumpit Sepanjang Lebar Meja
Disini ada pesan moral tentang mementingkan diri sendiri dan keserakahan yang berujung pada hilangnya rejeki.
**************************
Pada
jaman kerajaan Dinasti Ming masih berkuasa hiduplah seorang saudagar
kaya pemilik restoran Hong Liong di daerah Tiongkok sebelah selatan.
Restoran “Burung Hong” itu sangat terkenal karena makanannya sangat khas
dan rasanya yang luar biasa. saudagar pemilik restoran tersebut juga
sangat dihormati di daerah tersebut karena sering menyumbangkan harta
kekayaannya untuk kaum papa.
Namun sangatlah disayangkan
saudagar itu tidak diberkahi oleh keturunan seorangpun. Menjelang
usianya memasuki tahun ke-80, saudagar tersebut hendak menyerahkan
restorannya kepada orang yang dipercayanya mampu mengelola restoran
tersebut dengan baik. Tapi sebagai syaratnya mereka harus menyumbangkan
setengah dari pendapatan restoran itu untuk kaum papa.
Setelah
itu diundanglah seluruh pedagang di daerah tersebut untuk datang ke
jamuan makan malam yang diselenggarakannya. Terdapat dua puluh meja
bundar yang diatasnya sudah terhidang bermacam sayuran yang sangat
menarik. Tiap meja ada 4 buah kursi dan 4 buah peralatan makan berupa
sumpit. Namun anehnya ke – 4 sumpit tersebut mempunyai panjang sama
dengan lebar mejanya
Duduklah ke – 80 pedagang tersebut dengan
air liur yang mulai menetes mencium aroma masakan yang selangit
tersebut. Sesaat sebelum makan saudagar tersebut memberikan kata
sambutan yang isinya kurang lebih menyatakan bahwa dia akan memilih 4
dari ke – 80 pedagang tersebut sebagai penerus restorannya setelah
jamuan berakhir.
Maka dimulailah jamuan makan tersebut. Masing –
masing pedagang tersebut telah memegang sumpit* mereka dan menjepit
sayuran yang diinginkannya. Sementara sang saudagar tersebut berjalan
mengelilingi meja-meja tersebut. Muka sang saudagar tersebut terlihat
sangat sedih setelah melewati meja ke – 12 dan belum ada satupun
pedagang yang mampu memasukkan sayuran yang dijepit sumpit* tersebut ke
dalam mulut. Masing – masing pedagang tersebut mencoba cara – cara aneh
agar mampu memasukkan makanan yang dijepit sumpit* masing – masing ke
dalam mulut masing – masing dan tentu saja itu tidak akan berhasil
karena panjang sumpit* tersebut selebar meja. Saat sang saudagar
melewati meja ke – 19 dia mulai kehilangan harapannya untuk mendapatkan
penerus restorannya karena yang dia lihat hanyalah sekumpulan orang –
orang serakah yang hanya mementingkan keinginan masing – masing.
Saat menuju meja ke – 20 tersenyumlah saudagar tersebut seraya berkata
pada dirinya sendiri bahwa ke – 4 orang inilah yang akan meneruskan
restorannya. Rupanya ke – 4 orang yang berada di meja ke – 20 saling
menyuapi lawan di seberangnya karena panjang sumpit* tersebut memang
cukup untuk sampai ke seberang mejanya. Akhirnya saat jamuan makan
selesai hanya ke – 4 orang inilah yang kenyang perutnya sedang yang lain
sibuk menggerutu karena tidak ada secuilpun makanan yang masuk dalam
mulut mereka. Sang saudagar pergi meninggalkan restorannya dengan hati
gembira karena tahu bahwa restorannya akan dikelola oleh 4 orang yang
bijaksana.
Pesan moral dari cerita ini adalah agar jadi orang
jangan terlalu serakah, karena dengan tidak mau berbagi keuntungan
dengan orang lain maka orang lain juga tidak akan mau berbagi dengan
Anda. Bila tiap orang hanya memikirkan dirinya masing – masing maka
tidak akan pernah mencapai kemajuan team. Bukankah ada pepatah yang
mengatakan bahwa 4 kaki akan lebih baik daripada 2 kaki ; atau bersatu
kita teguh bercerai kita runtuh. Pepatah – pepatah yang dibuat orang –
orang bijak jaman dahulu kala bukanlah sekadar penghias omong kosong,
mereka mampu membuat pepatah tersebut karena sudah ada kejadiannya dan
hasilnya.
Buktikanlah sendiri, bila Anda mau memberi maka Anda akan
menerima kembali lebih baik, mungkin bukan dalam bentuk yang sama ketika
Anda berikan, tapi pasti sesuatu tersebut Anda dapatkan saat Anda
memang membutuhkannya.
Sesungguhnya apa yang kamu tabur, itulah
yang akan kamu petik. Penabur kebaikan akan menuai berkah, sedangkan
penabur kejahatan akan menuai petaka. Taburkanlah olehmu benih-benih
kebaikan dan kebenaran, sehingga kelak dapat memanen berkah berlimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar