‘‘Sudah... sudah... cukup... Berhenti sampai di situ...!!!’’ *(pinta pak kyai.)*
Si pengusaha pun menghentikan bacaan.
‘‘Ayat yang terakhir sampeyan baca itu mengerti tidak maksudnya...???’’ *(tanya pak kyai.)*
‘‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin... pak Kyai...???’’ *(tanya si pengusaha menegaskan.)*
‘‘Ya, yang itu...!!!’’ *(jawab kyai sambil tersenyum.)*
‘‘Oh itu saya sudah tahu artinya... kepada-Mu ya Allah kami mengabdi...
kepada-Mu ya Allah kami memohon pertolongan...!!!’’ *(tandas si
pengusaha.)*
‘‘Oh, rupanya masih sama Al-Fatihah sampeyan dengan saya punya...!!!’’ *(ujar pak kyai dengan nada ringan.)
Si pengusaha memperlihatkan raut kebingungan di wajahnya.
‘‘Maksud pak kyai...???’’ *(tanya si pengusaha heran.)*
‘‘Saya kira Al-Fatihah sampeyan sudah terbalik menjadi iyyaka nasta’iin wa iyyaka na'budu...!!!’’*(jawab pak kyai.)*
Si pengusaha malah bertambah bingung mendengar penjelasan pak kyai.
‘‘Saya masih belum mengerti pak Kyai...!!!’’ *(kata si pengusaha)*
Pak kyai tersenyum melihat kebingungan sang pengusaha, beliau pun menjelaskan;
‘‘Tadi sampeyan bilang kalau menang tender maka sampeyan akan sedekah
ke pesantren ini. Menurut saya itu mah iyyaka nasta’iin wa iyyaka
na’budu. Kalau Al-Fatihah sampeyan nggak terbalik, pasti sampeyan
sedekah dulu ke pesantren ini, insya Allah pasti menang tender...!!!’’
*(tutup pak kyai)*
‘‘Astaghfirullah...!!!’’ *(pinta si
pengusaha itu sambil berterimakasih kepada pak kyai karena telah
mendapat pelajaran berharga.)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar