Belajar nulis, belajar merasakan, belajar mengerjakan
Laman
▼
Minggu, 30 Juni 2013
Isinya Bagus Banget, Tentang Keutamaan Shalat Tahajjud
Keutamaan Shalat Tahajjud
Shalat Tahajjud atau Shalat lail adalah shalat yang di kerjakan pada sepertiga malam terakhir. Banyak keutamaan dan manfaat dari shalat Tahajjud antara lain: Nabi Saw bersabda, “Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam) "(Muttafaqun ‘alaih) Beberapa Keutamaan Shalat Tahajud
1. Orang yang menegakkan qiyamullail akan terpelihara dari gangguan
setan, dan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya
"Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya ” (Muttafaqun ‘alaih) "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan 3 ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur
itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka
apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa) , maka terurailah (terlepas) satu simpul . Kemudian apabila ia berwudhu , terurailah satu simpul lagi Dan kemudian apabila ia sholat , terurailah simpul
yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih
jiwanya . Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam
hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih)” (Muttafaqun ‘alaih)
2. Mengetahui di malam hari itu ada 1/3 malam terakhir dimana Allah
Subhanahu wa Ta ’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, memberi
sesuatu bagi yang memintaa, dan mengampuni yang memohon ampun pada-Nya
"Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi bersabda:
"Allah turun ke langit dunia setiap malam pada 1/3 malam terakhir. Allah
lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa
yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun
kepadakepada- Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar "(HR. Bukhari no. 145 dan Muslim no. 758) Rasulullah dalam sabda beliau: "Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.”(HR Muslim No. 757)
3. Ciri-ciri orang Shaleh dan Menjadikan sebab masuk surga. "Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani) “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air- mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang
berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam,
dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” ( Adz-
Dzariyat: 15-18). Awal waktu shalat lail adalah setelah shalat isya dan
akhir waktunya adalah setelah terbit fajar kedua. Ini berdasarkan hadits
Aisyah radhiallahu anha dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam biasa mengerjakan shalat sebelas rakaat pada waktu antara
selesai shalat isya sampai subuh.” (HR. Muslim no. 736) Juga berdasarkan
hadits Ibnu Umar di atas. Karenanya Ibnu Nashr berkata dalam Mukhtashar Qiyam Al-Lail hal. 119, “Yang disepakatioleh para
ulama adalah: Antara shalat isya hingga terbitnya fajar (shadiq/kedua)
adalah waktu untuk mengerjakan witir.” Karenanya jika ada orang yang
shalat maghrib- isya dengan jama’ taqdim, maka dia sudah boleh mengerjakan shalat lail walaupun waktu isya
belum masuk. Sebaliknya, walaupun sudah jam 10 malam tapi jika dia
belum shalat isya, maka dia belum diperbolehkan shalat lail. Shalat lail
minimal 2 rakaat dan paling banyak tidak terbatas. Ini berdasarkan
hadits Ibnu Umar di atas. Hanya saja, walaupun dibolehkan mengerjakan
shalat lail tanpa ada batasan rakaat (selama itu genap), akan tetapi
sunnahnya dia hanya mengerjakan 8 rakaat (plus witir 3 rakaat)
berdasarkan hadits Aisyah yang pertama di atas. Disunnahkan juga untuk
mengerjakan 2 rakaat ringan sebelum shalat lail -berdasarkan
haditsAisyah yang terakhir di atas-, sehingga total rakaatnya adalah 13 rakaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar